Lihat ke Halaman Asli

Ragam Potret

Menangkap Berita Memotret Realita

Dari Balai Pustaka ke Cybersastra: Gen Z Tahu Gak Sih Sejarah Sastra Kita?

Diperbarui: 27 November 2024   16:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kalau mendengar nama Chairil Anwar, Sutan Takdir Alisjahbana, atau W.S. Rendra, apa yang langsung terlintas dipikiran kamu? Kalau jawabannya "kayaknya pernah dengar, deh," kamu gak sendiri. Banyak dari kita, terutama Gen Z, lebih kenal artis TikTok daripada sastrawan Indonesia. Padahal, sastra kita mempunyai sejarah panjang dan nama-nama besar yang membentuknya. Yuk, kita ulas perjalanan singkat sastra Indonesia, lengkap dengan tokoh-tokoh pentingnya!

1. Balai Pustaka (1920-an)

Era ini adalah tonggak awal sastra modern Indonesia, saat penerbit Balai Pustaka menerbitkan karya-karya fenomenal. Yaitu, "Siti Nurbaya" karya Marah Rusli dan "Salah Asuhan" karya Abdoel Moeis.

2. Pujangga Baru (1930-an)

Ini masa sastra dengan semangat pembaruan dan modernisasi. Tokoh utamanya yaitu Sutan Takdir Alisjahbana, Amir Hamzah, dan Armijn Pane.

3. Angkatan 45

Sastra yang lahir dari semangat revolusi dan kemerdekaan. Siapa lagi kalau bukan Chairil Anwar, bapak puisi modern Indonesia. Ditambah Pramoedya Ananta Toer, yang karya-karyanya abadi hingga kini.

4. Angkatan 50-an

Era ini memperkenalkan sastra serius dan berbobot, seperti karya Nh. Dini "Pada Sebuah Kapal" dan Ajip Rosidi, yang kerap menulis tentang tradisi dan kehidupan sosial.

5. Angkatan 70-an

Periode ini penuh kritik sosial. Seperti karya-karya W.S. Rendra, yang dijuluki Si Burung Merak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline