Sebagai negara dengan letak geografis terapit oleh lautan, Uni Emirate Arab menjadi salah satu tempat dengan permasalahan krisis air bersih terbesar di dunia. Bahkan dalam satu tahun negara tersebut hanya 10 hari mengalami hujan.
Untuk memenuhi kebutuhan setiap hari, negara tersebut bahkan mengimport air bersih dari beberapa negara di sekitar. Hingga sebuah teknologi pada akhirnya mengubah permasalahan tersebut menjadi sebuah keuntungan.
Yakni dengan memanfaatkan sumber daya air laut yang melimpah ruah. Namun apa jadinya jika kita menggunakan air laut untuk diminum ? Jika dilakukan hal ini dapat memicu munculnya permasalahan kesehatan.
Seperti perut mual sampai muntah, gagal ginjal, Keracunan, dehidrasi, kerusakkan otak, masalah paru-paru bahkan hingga koma. Semua bisa terjadi karena kandungan garam yang terlalu dan material berbahaya lain yang tidak disarankan untuk dikonsumsi.
Sumber : Cara UEA Mengolah Air Laut
Hingga pada akhirnya, pada tahun 2017, negara tersebut berhasil menciptakan sebuah fasilitas pengolahan air laut. Proses ini dilakukan dengan tujuan memisah air dan garam yang terkandung pada air laut.
Proses ini pada akhirnya berhasil dilakukan dan sukses menghasilkan jutaan galon air minum yang dapat mencukupi kebutuhan warganya. Sehingga cara ini mampu membuat negara tersebut terbebas dari permasalahan krisis air.
Hingga saat ini, telah lebih 10 fasilitas dibangun dengan tujuan yang sama, dan kelebihan stock air yang mereka dapat membuat Uni Emirate Arab menjadi negara peng-ekspor air, dari negara yang mengalami krisis air parah setiap tahunnya.
Tak hanya berhenti disana, material garam yang berhasil mereka pisah juga dimanfaatkan kembali dalam sebuah proyek unik, yang mereka namai "Memanen Hujan"
Proses memanen hujan dilakukan seperti teknologi pengumpulan uap air (Awan) penyeban hujan pada umumnya. Yakni menggarami awan sehingga berpotensi memiliki intensitas hujan lebih besar dibanding biasanya.
Seperti proyek sebelumnya, cara ini juga sukses dan membuat curah hujan turun lebih tinggi di negara tersebut. Air yang jatuh pada akhirnya diolah kembali dalam sebuah tempat penampungan berupa danau buatan.