Lihat ke Halaman Asli

Menggali Nilai-Nilai yang Ada dalam Seni Bantengan Jawa Timur

Diperbarui: 17 Juli 2024   20:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proses pembuatan video/dokpri

Rafly Ratunuman -- 1462000096 -- Teknik Informatika

Desa Kesimantengah, Pacet, Mojokerto -- Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya melakukan KKN yang berdurasi selama 12 hari, dimulai dari tanggal 10 Juli 2024 -- 21 Juli 2024, pada KKN kali ini kelompok kami melakukan pembuatan film dokumenter tentang Kesenian Bantengan yang ada di Kesimantengah. Kami melakukan wawancara kepada Bapak Kasihan selaku koordinator Komunitas Kesenian Bantengan yang ada di Kesimantengah.

Asal-usul dan Sejarah

Seni bantengan berasal dari tradisi Jawa Timur yang telah ada sejak zaman dahulu kala. Awalnya, bantengan digunakan dalam ritual keagamaan untuk mengusir roh jahat atau mengusir musuh-musuh yang mengganggu. Namun, seiring berjalannya waktu, seni ini berkembang menjadi sebuah pertunjukan yang dilakukan dalam rangkaian upacara adat, seperti saat musim panen tiba atau untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan masyarakat.

Bentuk dan Teknik Pembuatan

Bantengan dibuat dengan menggunakan teknik anyaman bambu yang rumit dan presisi. Konstruksi bantengan terdiri dari rangka bambu yang kuat dan tahan lama, yang kemudian diberi dekorasi warna-warni cerah yang melambangkan keberagaman alam dan kehidupan. Setiap bantengan biasanya didekorasi dengan motif-motif tradisional yang mewakili identitas budaya dan kepercayaan masyarakat setempat.

Simbolisme dan Makna

Pada intinya, bantengan melambangkan semangat gotong royong dan kekuatan bersama. Ketika pemuda-pemuda desa menggerakkan bantengan dalam tarian yang anggun, mereka tidak hanya menghidupkan kembali sejarah dan tradisi nenek moyang mereka, tetapi juga menghormati hubungan harmonis dengan alam sekitar. Gerakan-gerakan yang halus dan teratur menggambarkan kelembutan gerakan kerbau asli, sementara kostum dan topeng kayu yang mereka kenakan menjadi simbol keanggunan dan keteguhan hati.

Pencapaian dan Tantangan

Meskipun seni bantengan terus hidup dan berkembang, tantangan tetap ada dalam upaya menjaga keaslian dan relevansinya di tengah arus modernisasi. Namun, berkat kesungguhan masyarakat dalam melestarikan tradisi ini dan dukungan dari berbagai pihak, seni bantengan tetap menginspirasi generasi muda untuk mencintai dan menghormati warisan budaya nenek moyang mereka.

#KKNUNTAG #UNTAGSURABAYA #KITAUNTAG




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline