Sama halnya di daerah-daerah, lain jelang pesta demokrasi pemilihan calon kepala daerah di Kabupaten Halmahera Utara tahun 2020 selain banyaknya alat peraga kampanye (walaupun belum masa kampanye sih sebenarnya) yang memenuhi sudut-sudut jalan yang tumbuh, dijaga, dan dirawat seperti anak sendiri oleh tim masing-masing bakal calon.
Dimedia sosial terutama facebook tak kalah seru juga dengan banyaknya isu dan opini yang di bahas terkait pencalonan masing-masing bakal Balon Bupati. Yang menjadi menarik disini adalah strategi masing-masing tim Balon untuk menarik perhatian calon pemilih dengan menggunakan politik "Baku Terek" di berbagai grup aplikasi media sosial khusunya facebook.
Postingan-postingan yang mendukung balon tertentu, adu opini dan sampai pada "Baku Terek" kalo rasa so tara mampo. Sebenarnya itu tidaklah menjadi masalah asalkan jangan sampai mengarah pada saling fitnah karena memiliki konsekuensi hukum.
Di Halmahera Utara sendiri ada beberapa balon bupati yang menunjukan keseriusan untuk bertarung pada Pilkada nanti yang terlihat pada berbagai alat peraga di seputaran ibu kota Kabupaten tepatnya di Kecamatan Tobelo dan sekitarnya, sebut saja Frans Maneri (petahana), Harianto Tantry, Basri Amal, Piet Hein Babua, Ony Pulo, Stefy Pasimanjeku, Julius Dagilaha dan lain-lain. Untuk diketahui para balon ini masih dalam lobi-lobi politik untuk mendapatkan dukungan partai politik ataupun koalisi partai politik.
Berbeda dengan para balon, tim sukses, relawan, simpatisan atau apalah namanya sudah lebih dulu meramaikan grup-grup diskusi di fecebook dengan politik "Baku Terek". Kebanyakan tim simpatisan dari Balon yang bersebrangan dengan Petahana menyerang dengan isu-isu terkait program kampanye dari Petahana yang belum terealisasi, sedangkan tim dari Petahana menggunkan formasi bertahan dengan memberikan fakta-fakta terkait program yang sedang berjalan dan pencapaian-pencapaian yang telah berhasil di eksekusi. Mengapa "Baku Terek" menarik disini..?
Semuanya terkait dengan bagaimana cara para tim ini menjual nama para Balon Bupati dan membentuk presepsi publik Halmahera Utara terhadap jagoannya masing-masing agar mendapatkan simpati dan dukungan pada Pilkada nanti di TPS.
Namun disini pesta Demokrasi yang merupakan penghormatan tertinggi terhadap kedaulatan rakyat jangan sampai menciptakan perpecahan didalam masyarakat akibat dari yang saya sebut politik "Baku Terek" antar tim pemenangan dan menjalar sampai ke akar rumput.
Saling menghargai perbedaan pilihan politik, menjunjung tinggi kebebasan masyarakat dalam menentukan hak politiknya dan membawa pesan "torang samua basudara" adalah wujud dari kecintaan kita semua terhadap daerah ini.
Jangan sampai masyarakat menjadi terkotak-kotak dan terjadi perpecahan yang tidak perlu sebenarnya. Para Balon Bupati dan tim harus menjadi contoh bagaimana menciptakan Pilkada yang berkualitas dengan selalu mengutamakan komunikasi, baik antar Balon Bupati, maupun dengan masyarakat agar setiap potensi masalah dan gesekan di masyarakat dapat diminimalisir.
Daerah ini milik kita bersama, karena itu siapapun yang terpilih nantinya akan tetap menjadi Bupati Halmahera Utara bukan hanya Bupati tim kampanye, relawan dan simpatisan.
Diakhir tulisan ini, mari kita sebagai elemen masyarakat menjaga kondusifitas daerah ini dan semoga Pilkada Bupati dan Wakil Bupati tahun 2020 yang akan dilaksanakan berjalan dengan baik dan menghasilkan Bupati dan Wakil Bupati yang membawa Kabupaten Halmahera Utara semakin maju, jaya dan sejahtera...!!!