Istilah gender mendiskripsikan konsep dari peranan jenis kelamin yang di konstruksikan sistem sosial (Steinberg, 1993:2). Gender adalah perbedaan sifat pada laki-laki dan perempuan yang tidak mengacu pada perbedaan biologis, tetapi mencakup nilai soal budaya, . sehingga menimbulkan nilai-nilai lain yangberlanjut menjadi nilai umum terhadap sekelompok masyarakat dan sistem sosial (Parwati, 2000:4) .
Sebagai suatu konsep gender mengacu pada pengertian bahwa seseorang dilahirkan sebagai perempuan dan laki-laki dimana keberadaannya berbeda-beda dalam waktu, kultur,, tempat, bangsa maupun peradaban.
Keadaan itu berubah-ubah dari masa ke masa, gender adalah interpretasi mental dan kultur terhadap perbedaan kelamin dan hubungan laki-laki dan perempuan, oleh karena itu identitas gender merupakan hal yang fundamental, bagaimana penghayatan tentang diri seorang sebagai laki-laki maupun perempuan yang bersifat eksistensial dan fundamental, sebagai konstruksi sosial psikologis sejalan dengan penerimaan jenis kelamin biologis mereka ( Spence, 1994:145).
Gagasan 'maskulinitas' dan 'feminitas' telah ditarik melalui perubahan sosial dalam beberapa dekade terakhir dengan cara yang sangat berbeda. Maskulinitas adalah dipandang sebagai keadaan 'menjadi laki-laki', yang saat ini agak berubah-ubah. Femininitas, di sisi lain, tidak selalu dilihat sebagai kondisi 'menjadi seorang wanita'; alih-alih, itu dianggap lebih sebagai stereotip dari peran wanita masa lalu.
Pria menyukai identitas mereka agar sesuai dengan 'maskulinitas', bahkan jika kita punya untuk merevisi istilah itu ketika sikap berubah. Wanita modern umumnya tidak sangat peduli tentang menyesuaikan identitas mereka dengan gagasan 'feminitas', meskipun, mungkin karena kaum feminis tidak pernah benar-benar berusaha merevisi feminitas, lebih suka membuang konsep yang halus dan pasif secara keseluruhan.
Feminitas adalah tidak biasanya nilai inti bagi wanita saat ini. Sebaliknya, menjadi 'feminin' itu adil salah satu pertunjukan yang bisa dipilih wanita untuk dipekerjakan dalam kehidupan sehari-hari, mungkin untuk kesenangan, atau untuk mencapai tujuan tertentu.
Ada banyak bukti bahwa maskulinitas dan feminitas tradisional tidak lagi populer. Hampir semua orang ingin wanita muda menjadi wanita karir yang sukses, dapat dikatakan bahwa seiring berjalannya waktu maka konstruksi sosial tentang gender juga semakin berkembang, dan pada saat ini telah adanya identitas gender androgini.
Pada dasarnya sifat maskulin serta feminim ada di setiap manusia . sisi maskulin atau feminim yang akan dikembangkan biasanya tergantung pada sistem sosial dan budaya yang ditempati, dalam artian sifat maskulin feminim yang menonjol merupakan produk dari budaya , dan identitas gender androgini memiliki kutub yang sama tinggi antara maskulin dan feminim.
Keberadaan perempuan dan laki-laki adalah dua kondisi yang dimana sering dibedakan antara jenis kelamin (seks) dan pembagian peran (gender). Istilah gender menggambarkan makna menjadi seorang laki-laki dan perempuan terlepas dari perbedaan-perbedaan biologis (Sharyn, 2010: 26).
Androgini merupakan istilah yang berasal dari bahasa yunani dimana terdiri dari 2 kata, yaitu andros yang berarti laki-laki dan gyne yang berarti perempuan. Androgini bisa dikatakan sebuah keadaan dimana seseorang membagi peran maskulin dan feminim secara seimbang dan sama banyak
Androgini adalah sebuah istilah yang penggunaannya menunjukkan pembagian peranan didalam maskulin dan feminim pada saat yang bersamaan dan sama banyak.