tadi malam aku melihat tubuh patah di dadanya ada dendam; luka dalam yang cukup memar.
ku dekati dengan kakiku lalu kulihat sepasang lengan yang sedang menggenggam gaji; melipat kedua kakinya sendiri.
seperti pekerja punggung yang jarang tidur; kepalanya penuh dengan darah lembur.
lalu kudapati luka didadanya; goresan kecil yang sedang ia pelihara seperti derita lama yang selalu dibawa. entah, perihal itu berapa beban yang menghantam tubuhnya.
kujejal satu persatu;
kepala hingga kaki kudapati retak bibir pada pundaknya perih dan tebal, seperti tembok besi yang keluar nanah. kuat dan tetap merasa sakit.
kepala dan tubuhku menjadi diam seperti mayat yang sedang dijemput ajal; lalu ku bertanya pada jalan rindang yang kacau; bagaimana jika semua jalan panjang akan menghantam kepala dan tubuh seseorang? lantas siapa yang menjamah tubuhku ditengah jalan? diriMu atau diriku?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H