Lihat ke Halaman Asli

Rafly Febriansyah

Scavenger Poem

Dua Puluh Empat

Diperbarui: 10 Mei 2024   21:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

/24

malam ini,

aku ingin bercerita sedikit tentang debar dada yang tak kunjung dijinakan

pada jalan basah yang tak kunjung kering

diatas pundak gempur yang tak kunjung beriring.

lalu kudapati kedua telinga yang bisu

menguping percakapan hening diujung malam,

mereka berbisik;

bahwa kesepian adalah danau

dan ramai adalah pemancingnya.

kita selalu diporakporandakan dengan sesuatu yang belum kita jamah-- hal-hal muskil yang datang menghantam tubuh, selalu terhadapi dengan kepala berkecamuk. entah, perihal dengung yang tercibir pada telinga selain kita; nasib dan takdir selalu diartikan sama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline