Lihat ke Halaman Asli

Rafly Febriansyah

Scavenger Poem

Puisi | Tangis Penulis dan Cerita Pelukis

Diperbarui: 10 Januari 2020   02:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

koleksi pribadi

Ada seorang pelukis
yang menyimpan tangis
dan penulis manis
dengan sepenggal cerita tragis.
Mereka duduk sambil berdiskusi
ditemani dua gelas kopi dan sebotol air putih.

Ranting tua jatuh
mereka tidak hirau
angin bergumpal, debu berputar
mereka tetap duduk dengan kaki menyila.

Sudikiranya pejalan kaki menyapa
mungkin hanya napas lelah bertutur
yang membalasnya.
Karena keduanya saling takut kehilangan mulut dan telinga.

Aku bingung dengan pelukis
kenapa ia cukup kuat menahan tangis,
sedang ia terlalu liar bercerita
tentang isi hatinya.

Akupun heran dengan penulis
kenapa ia lebih nyaman mendengar,
padahal ia punya cerita tragis
yang harus diluapkan dengan pelukis.

Aku tidak melihat diantara mereka,
bertukar cerita ataupun bertukar tangis

Yang ada hanya rasa nyaman,
kenyamanan yang akut
ketentraman yang sunyi
kediaman yang abstrak.

Saling tatap
saling kecup
saling silang dengan peluk.

Bekasi, 09 Januari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline