Lihat ke Halaman Asli

Rafly Febriansyah

Scavenger Poem

Balada Dalam Desa

Diperbarui: 29 Mei 2019   18:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tanah subur menjadi gersang tak terangsang
Di dalam desa yang tertindas ranjangnya.
Segenap bintang berkedip kepada bulan datangnya malam
Saat anak meringis dengan ibunya
Matanya tergenang gemilang, menjerit ia
Dibantingnya pepohonan, sawah ladang, dendam harian yang tak terbayar.
Jangkrik dan burung membuat lirik,
menghibur tanah subur yang gugur dibalik alur
Mengangkat bulu kaki tetapi dijatuhkan nya juga

Pagi berlanjut tiba
Matahari tegak berdiri diatas tanah desa
Waktu warga berdiri bersama lahannya.
Terjerat perangkap tikus jahat
Seorang ibu yang menanggung tangis dua anak.
Tiada harapan untuk meluang,
Sekejap pamit untuk mencium anak.
Meratap seorang anak dan bertanya akan ibu pada ladang tetangga.
Kemudian sebuah pohon yang layu jatuh kedalam kepalan.

Sengsaralah seorang anak ditanah desa, membuai hidup dengan berat luka
Dan matinya semua lahan warga punya
Tiada bingkisan yang berkesan,
Hanya ada sebuah kikisan tangisan, enggaan!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline