Mranggen, Demak (10/8/2021) - Siapa yang menyangka bahwa rumah akan dihuni selama seminggu penuh dalam setahun? Berkat pandemi Covid-19 yang sudah terjadi lebih dari dua tahun ini, memaksa banyak pekerja dari berbagai sektor pekerjaan dan serta pelajar untuk beraktivitas dari rumah saja. Bukan hanya dirumahkan, tempat wisata yang dijadikan media refreshing pun ditutup. Hal ini tentunya menjadikan rumah harus berperan sebagai tempat tinggal sekaligus tempat refreshing mayoritas masyarakat Indonesia.
Menurut Psikolog Universitas Sebelas Maret, Laelatus Syifa mengungkapkan pandemi Covid-19 memberikan efek psikologis bagi seseorang salah satunya uncertainty (ketidakpastian). Efek ini umumnya dirasakan seseorang dengan kekhawatiran kapan kondisi ini akan berakhir, kapan bisa kembali bekerja di perkantoran ataupun bertemu dengan banyak orang atau sanak saudara kembali. Kondisi ini memicu peningkatan tingkat stres seseorang dalam kadar yang signifikan. Sementara itu, munculnya stres juga dapat diakibatkan dari faktor ekonomi, masalah keluarga yang meningkat akibat lamanya interaksi keluarga yang naik secara drastis dimana kondisi ini pun cenderung membuat seseorang tidak nyaman di rumah dan memperbesar potensi seseorang untuk tidak patuh terhadap aturan pembatasan sosial.
Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa KKN di Desa Batursari merasa warga perlu mencoba tips-tips yang dapat membantu mengurangi atau bahkan menghilangkan masalah ini. Budaya Kaizen 5S yang mulai populer sejak Revolusi Industri Jepang di tahun 1970-an sudah terbukti secara luas di lingkungan industri kini coba dibawa ke lingkup rumah tangga, karena selaras dengan tujuan menjadikan rumah lebih nyaman bagi anggota keluarga.
Tips-tips tersebut dapat dijabarkan dalam 5 poin, seperti:
1. Pilah barang yang diperlukan dan yang tidak diperlukan. Buang atau jual barang yang tidak diperlukan.
2. Barang yang diperlukan kemudian diletakkan di suatu tempat tertentu sesuai jenisnya dan berilah label agar mudah dicari.
3. Membersihkan area rumah dari debu dan kotoran lainnya.
4. Membuat peraturan untuk membuat standar yang wajib ditaati semua anggota rumah untuk menjaga pelaksanaan 5S.
5. Harus secara konsisten dan rajin menjalankan keempatnya dengan mengadakan evaluasi rutin pelaksanaan Kaizen 5S di rumah.
Hasil dari peneerapan Kaizen 5S ini dapat terlihat secara instan dan dapat terus berkembang dari waktu ke waktu. Tinggal masalah konsistensi dan standarisasi yang dapat membuat program ini berjalan dari waktu ke waktu dan menjadi budaya di masyarakat, baik di masa pandemi Covid-19 ataupun nanti setelah pandemi berakhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H