Lihat ke Halaman Asli

KKM 176 Tanggung

Kuliah Kerja Mahasiswa kelompok 176

Kondisi Usaha Mikro Kecil Menengah di Tengah Pandemi Covid-19

Diperbarui: 8 September 2021   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Permasalahan Usaha "Pondok Susu" di tengah Pandemi Covid-19

Analisis Permasalahan Usaha "Pondok Susu" Ditengah Pandemi Covid-19 

Dalam situasi pandemi covid-19 ini, media TV sebagai informan turut berkontribusi kepada masyarakat dengan membahas realitas sosial tren terkini penyebaran virus covid-19 yang semakin meningkat. Dalam hal ini, berita menjadi incaran sehari-hari bagi masyarakat, termasuk para pedagang. Beberapa media terus menyiarkan dan melaporkan kepada para pedagang bahwa mereka tidak dapat tinggal di rumah sesuai dengan pedoman pemerintah karena tuntutan bisnis dan ekonomi sehari-hari. Dampak terpaan berita dirasakan dan berpengaruh terhadap masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menyikapi terpaan berita covid-19, banyak pedagang kehilangan mata pencaharian akibat pandemi Covid-19.

Alasan banyak pedagang terpaksa berhenti berjualan adalah karena penutupan toko dan tidak adanya pembeli. Hal ini juga dirasakan oleh masyarakat Kec. Gondanglegi di Kab. Malang yang mata pencahariannya banyak yang menjadi pedagang. Kabupaten Malang pada awalnya kurang serius dalam menghadapi kasus covid-19 ini, tetapi karena banyak pendatang yang kembali dari berbagai daerah ke tempat asalnya  menjadi kekhawatiran para penduduk dan pedagang Kabupaten Malang. Menurut sumber berita, perkembangan kasus meroket seperti kasus tambahan, Rapid Test, dukungan sosial, bahkan beberapa surat kabar melaporkan hilangnya pasien ODP di rumah sakit. Hal ini membuat para pedagang tidak nyaman. Ketika mereka menjual dengan banyak resiko yang diterima, mereka menemukan banyak orang yang merupakan pembeli di lingkungan dan tidak menyadari kesehatan mereka, hanya untuk memenuhi kebutuhan keuangan sehari-hari mereka.

Dalam situasi ini, televisi memiliki efek positif dan negatif. Oleh karena itu, segala sesuatu yang disiarkan oleh media berdampak langsung pada pedagang, karena mereka hanya menerima informasi yang mereka butuhkan pada saat kejadian saat ini. Tak heran, informasi tentang covid-19 yang disiarkan di berita dianggap biasa saja oleh masyarakat. Mereka tidak pernah tahu apakah sebuah kesan akan berhasil. Bagi sebagian orang, berita di TV hanyalah berita dan tidak ada salahnya. Akibatnya, pandemi dan munculnya media membuat para pedagang merasa tidak nyaman dan secara tidak langsung mengganggu pekerjaan mereka sehari-hari. Mereka mencari  informasi tentang covid19 di luar TV  atau jejaring sosial yang menyebarkan informasi lebih cepat, sehingga  menyebarkan informasi agar masyarakat lebih mengerti tentang pandemi ini dengan cepat. Jika pandemi covid-19  seperti ini, maka berita  di media massa, khususnya berita di TV , sangat bernilai bagi para pedagang. Masyarakat membaca berita tentang virus tersebut agar lebih memahami apa itu covid19, bagaimana  menghindarinya dan penyebab lonjakan covid-19 di Indonesia,

Di Kab. Malang tepatnya di Kec. Gondanglegi terdapat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dikenal dengan “Pondok Susu” yang berdiri dari tahun 2019 pada saat pandemi ini belum merajalela, tetapi karena adanya pandemi covid-19 ini membuat permasalahan baru untuk para pedagang. Awal – awal pandemi di Indonesia ada aturan PSBB menyebabkan ketakutan masyarakat, beberapa orang tidak berani keluar untuk bekerja, belanja, bepergian, dan lain-lain. Berdampak pada sektor ekonomi, toko menjadi sepi, adanya aturan-aturan baru.  Adanya aturan pemerintah melakukan PPKM (Perlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) menyebabkan kesulitan pedagang untuk melakukan pekerjaannya seperti membeli bahan untuk berjualan, pembatasan jam untuk buka toko, tidak boleh berkerumun, membeli makanan dengan cara takeaway.

Saya mendapatkan infromasi dari pemilik Pondok Susu bernama Ricko Noer Efendi, beliau mengatakan perasaannya waktu awal-awal virus corona ini muncul “Sementara saya tidak berjualan dulu. Awal – awal corona muncul usaha saya sepi jarang banget ada yang beli, sampai saya rugi besar. Dagangan saya pernah ga ada yang beli sama sekali, saya pulang tapi stok susu masih penuh kalau disimpan lama-lama bakalan basi, banyak banget pengeluarannya. Sedangkan tiap hari saya harus memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.”.

Beliau juga mengatakan perasaanya kepada aturan-aturan baru pemerintah sekarang “Masyarakat tetap bisa membeli produk saya dengan harga yg terjangkau, kualitas produk yg baik dan masih memiliki promo – promo terbaru, menurut saya turunnya peminat orang untuk membeli es susu lantaran untuk menghindari virus corona. Karena, masyarakat kini lebih sering meminum air hangat ketimbang air dingin atau es, berjualan saat ini sama seperti biasanya tetapi hanya saja aturannya saja yg berbeda dari biasanya, seperti harus membeli dengan cara takeaway jadi saya mencoba bekerja sama dengan gojek, grab, shopee., tidak boleh dikonsumsi ditempat, harus tutup toko maksimal jam 8 malam, saya juga mencoba untuk mempromosikan produk saya di media sosial seperti Instagram, facebook, tiktok dll. Saya juga berharap pandemi Covid-19 segera berakhir, jumlah korban yang jatuh pun berkurang, dan masyarakat makin disiplin menaati anjuran pemerintah.”

Dari hasil wawancara dengan pemilik usaha tersebut, saya bisa menyimpulkan bahwa beberapa sektor terdampak oleh covid-19 ini. Pedagang cukup kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari karena terpaksa harus menutup usahanya sampai batas waktu yang tidak menentu.

Namun di samping itu pun banyak para pedagang yang banting stir untuk tetap menjalankan usaha demi memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti berjualan masker dll, walaupun usaha yang dijalankan bukanlah usaha awalnya tapi peluang pasarnya tidak kalah besar. Akibatnya ada beberapa pengusaha yang memanfaatkan situasi tersebut untuk bisa mendapatkan untung dengan cara/ide yang kreatif

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline