Lihat ke Halaman Asli

Rafael Rela

Petani Humaniora

Surat Terbuka untuk Tuan Fadli Zon

Diperbarui: 28 April 2017   09:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tuan Fadli Zon yang terhormat

Pagi ini dalam perjalanan ke kantor, saya membaca  pernyataan saudara dalam situs berita online menanggapi fenomena ribuan bunga yang dikirim ke balai kota yang merupakan wujud ungkapan terimakasih dari warga utk gubernur Ahok. Saya kaget dengan reaksi saudara terhadap fenomena ini.

Dengan gampang kamu mengganggap ini pencitraan murahan?. OMG, kata istri ku menggerutu. Ada baiknya saudara melihat  dan membaca fenomena ini secara utuh, dan tak boleh menilai sesuatu diatas rasa  benci yang berlebihan terhadap sosok Ahok.

 Saya melampirkan kembali video ribuan bunga dan ratusan warga yang ingin foto bersama Ahok.

https://www.youtube.com/watch?v=OFXqP7f3Nxo

Bapak menuduh kalau ribuan papan bunga ini dikirim oleh orang yang sama, dengan motif dan niat politik yang busuk hanya utk   menggiring rasa emosional warga . Tidakkah Tuan tahu ,  karanagan bunga itu bukan saja berasa dari warga Jakarta, tetapi juga dikirim oleh warga yang tinggal luar negeri  seperti hongkong,pulai Wah sebuah kesimpulan sesat yang lahir dari cara berpikir bapak yang sesat pula.

Saya hanya menyayangkan bahwa pernyataan ini keluar dari mulut  wakil rakyat, yang seluruh hidupnya ditanggung oleh uang rakyat.  Rakyat yang sudah ihklas mengeluarkan uang membeli bunga sebagai ungkapan kasih dan sayang untuk Ahok masih juga dianggap sebagai pencitrahan murahan dan sudah di setting untuk mengubah persepsi masyrakat terhadap Ahok. Ini adalah bentuk  fitnah yang paling keji, dan memuakkan.

Ahok –Djarot tidak pernah meminta utk dikasihani, tidak pula meminta untuk dihargai atas jasanya membangun Jakarta ini sedikit lebih maju. Baginya menjadi pejabat adalah suatu panggilan untuk berkorban melayani warga dengan hati, tanpa membeda bedakan siapa mereka, apa etnis mereka, apa agama mereka. Tidak. Inilah Ahok, keteguhan hati dan komitmen hidupnya bisa terlihat dalam aktifitas kesehariannya di Balai Kota.

Saya yakin seyakin yakinnya bahwa bapak sebetulnya mengetahui kalau ahok itu orangnya Jujur, dan berintegritas. Wong dulu bapak separtai dengan beliau, sama sama duduk sebagai anggota DPR hanya beda komisi.

Selama tiga tahun memimpin ibu kota, warga Jakarta merasakan banyak manfaat dari kepemimpinannya. Warga merasa dipenuhi kebutuhannya. Hak mereka utk mendapatkan akses informasi terutama terkait anggaran juga terpenuhi. Dalam bayangan saya, atau mungkin juga sebagian warga jakarta baru kali ini Jakarta memiliki seorang Gubernur yang mati matian berjuang untuk kepentiang warga. Tentu banyak  perubahan yang sudah terjadi dan dirasakan warga. Sebutlah seperti Kali yang sudah bersih, pelayanan birokrasi yang cepat, penyebaran KJP dan KJS yang sudah 80%  mengena sasaran yaitu warga miskin berpenghasilan rendah.

Saya mengajak agar bapak tidak buta hati melihat keberhasilan ini. Perbedaan politik adalah suatu keniscahyaan dalam negara demokrasi. Saya  pada ahkirnya  mengerti bahwa secara politis,   fenomena  Ahok_djarot  ini adalah bentuk sindiran yang paling keras untuk kelompok anda, bahwa Gubernur yang baik, yang tulus, yang memiliki kinerja baik selalu dikenang dan menjadi pemenang sejati. Merekalah yang berhasil merebut hati warga, walaupun sebagian dari mereka berkorban memilih pasangan yang anda usung hanya karna takut tidak masuk surga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline