Lihat ke Halaman Asli

Prinsip Kesetaraan Menjadi Modal Kuat Berkembangnya Islam di Nusantara

Diperbarui: 2 April 2024   16:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

            Tumbuhnya islam di Nusantara tidak bisa langsung berkembang dengan cepat dan dan mudah begitu saja dalam perkembangannya, butuh waktu yang cukup lama dan cara yang tepat dalam mewujudkan tujuan untuk islam bisa diterima dan berkembang di Nusantara. Seperti yang kita ketahui dominasi Hindu Budha sangatlah kuat pada masa itu dengan rentang waktu yang cukup lama yaitu dari abad 4M hingga 16M. Banyak diantaranya strategi-strategi penyebaran islam di Nusantara yaitu seperti melalui perdagangan, dakwah, perkawinan pendekatan budaya, dan lain-lain.

Mengapa islam yang pada mulanya agama minoritas lalu bisa mendominasi di Nusantara?. Pada dasarnya adalah ajaran islam itu sendiri yang menjadi modal kuat untuk islam bisa diterima di Nusantara. Banyak sekali ajaran islam yang bisa menjadi pegangan untuk penyebaran ajaran, namun ada satu ajaran islam yang mana sangat ampuh untuk menaklukan dominasi Hindu Budha yaitu prinsip kesetaraan. Kesetaraan adalah suatu prinsip dasar yang harus dihormati dan dijalankan di dalam kehidupan bemasyarakat. Kesetaraan menjadi penggerak utama dalam menjadikan masyarakat yang berkeadilan, rukun, dan bermoral. Islam tidak memandang tinggi rendahnya posisi seseorang berdasarkan ras, suku, warna kulit, keturunan, serta gender, yang dimana semua manusia berposisi sama dan setara hanya satu yang bisa membedakannya ialah keimanan, namun keimanan sendiri juga hanya dapat dibedakan oleh Allah saja manusia tidak berhak menilai kualitas keimanan seseorang. Dalam hadits Rasulullah bersabda: "Wahai manusia, ingatlah, sesungguhnya Tuhanmu adalah satu, dan nenek moyangmu juga satu. Tidak ada kelebihan bangsa Arab terhadap bangsa lain. Tidak ada kelebihan bangsa lain terhadap bangsa Arab. Tidak ada kelebihan orang yang berkulit merah terhadap orang yang berkulit hitam. Tidak ada kelebihan orang yang berkulit hitam terhadap yang berkulit merah. Kecuali dengan taqwanya.." (HR. Ahmad, al-Baihaqi, dan al-Haitsami).

Dengan prinsip kesetaraan ini islam berhasil memenangi hati rakyat Nusantara kala itu, karena yang kita ketahui pada masa kerajaan Hindu Budha memiliki sistem kasta dalam bermasyarakat. Mulai dari kasta yang tertinggi hingga terendah, hal ini tentunya menjadi bahan untuk mendiskriminasi orang-orang berdasarkan tingkatannya. Contohnya seperti golongan kasta yang rendah tidak bisa menempati posisi yang tinggi dalam pemerintahan, dan golongan kasta rendah tidak boleh menikahi golongan kasta tinggi. Hal ini mendorong para pendakwah-pendakwah muslim untuk bisa memperkenalkan prinsip kesetaraan dalam islam ke masyarakat Hindu Budha untuk dapat menarik hati rakyat kala itu.

Keberhasilan penyebaran islam dengan prinsip kesetaraan dibuktikan dengan islam menjadi agama mayoritas di Nusantara dan sistem kasta yang tidak berlaku lagi di masyarakat khususnya di Indonesia. Keberhasilan itu juga tidak lain dari usaha para mualim-mualim yang berjuang keras mendakwahkan islam ke Nusantara dengan waktu yang tidak singkat dan kesabaran yang begitu tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline