Lihat ke Halaman Asli

Rafli Abdillah

Saya seorang mahasiswa di INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDOTHUL ULAMA TUBAN

Perjalanan Ilmu: Cahaya di Tengah Kegelapan

Diperbarui: 2 Januari 2025   10:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah desa kecil di pelosok Jawa Tengah, hiduplah seorang pemuda bernama Ahmad. Dia adalah anak petani sederhana yang penuh semangat untuk menuntut ilmu. Meski kehidupannya serba terbatas, Ahmad memiliki tekad yang kuat untuk belajar, karena dia percaya bahwa ilmu adalah cahaya yang akan menuntunnya keluar dari gelapnya kebodohan.  

Setiap pagi, setelah membantu ayahnya di sawah, Ahmad berjalan kaki sejauh lima kilometer menuju pesantren terdekat. Pesantren itu dipimpin oleh seorang kiai bernama Kiai Sholeh, seorang ulama yang dikenal karena kebijaksanaannya. Meski pesantrennya kecil dan sederhana, banyak santri dari desa-desa sekitar yang datang untuk belajar.  

Ahmad sering kali membawa bekal nasi dan tempe bungkus daun pisang yang dibuat ibunya. Bekal itu dimakan dengan penuh syukur di sela-sela istirahat belajar. Meski tubuhnya lelah karena pekerjaan di sawah, semangatnya tak pernah surut.  

Awal Perjalanan  

Pada suatu hari, Ahmad mendengar ceramah Kiai Sholeh tentang hadits Rasulullah yang berbunyi:  

"Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga."

Kata-kata itu membakar semangat Ahmad. Ia berpikir, meskipun sulit, perjalanan ini adalah jalannya menuju ridha Allah. Sejak saat itu, Ahmad semakin giat belajar. Ia tidak hanya belajar mengaji, tetapi juga mendalami kitab-kitab klasik, seperti Tafsir Jalalain dan Bulughul Maram.  

Namun, ujian demi ujian mulai menghampirinya. Pada suatu malam, lampu minyak di rumahnya hampir habis. Ahmad tak bisa membaca kitabnya dalam gelap. Melihat itu, ibunya berkata dengan lembut, "Ahmad, tidurlah dulu. Besok kamu bisa belajar lagi."  

"Tapi, Bu, aku ingin menghafal pelajaran ini sebelum lupa," jawab Ahmad.  

Ibunya terdiam, lalu memberikan satu pelita yang masih tersisa di dapur. Ahmad pun melanjutkan belajarnya dengan penuh kesungguhan.  

### Perjuangan di Tengah Cobaan  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline