Di sebuah desa kecil yang jauh dari keramaian kota, hiduplah seorang pemuda bernama Arman. Arman adalah seorang petani muda yang sederhana, penuh semangat, dan selalu tersenyum. Setiap hari, ia bekerja di ladang, menanam padi dan sayuran untuk dijual di pasar desa.
Malam itu, hujan turun dengan deras. Petir menyambar dan angin bertiup kencang, membuat semua orang di desa merasa was-was. Namun, Arman tidak khawatir. Ia duduk di depan jendela kecil rumahnya, menatap hujan dengan penuh ketenangan. Dalam pikirannya, hujan adalah berkah yang membawa kehidupan baru bagi tanahnya yang kering.
Saat tengah malam tiba, terdengar ketukan di pintu rumah Arman. Dengan rasa penasaran, ia membuka pintu dan melihat seorang wanita tua berdiri di sana. Wanita itu basah kuyup dan tampak kedinginan. "Maafkan saya, nak. Saya tersesat dan tidak tahu harus kemana," kata wanita tua itu dengan suara gemetar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H