Lihat ke Halaman Asli

Rafi .T. Haq

Mahasiswa Ngeyel Ingin Berkarya

Al-Ghazali: 10 Keutamaan Menahan Lapar

Diperbarui: 14 Mei 2020   13:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: infoside.com

Ramadan bulan diwajibkannya puasa selama sebulan penuh bagi umat muslim. Sebagaimana yang difirmankan Allah,  "Hai orang-orang yang beriman telah diwajibkan bagi kamu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa" (QS.2:183). Berdasarkan dalil tersebut maka puasa Ramadan hukumnya wajib bagi seluruh umat muslim.

Puasa selain menahan lapar dan dahaga tentunya menahan diri dari nafsu syahwat dan hal-hal lain yang bisa membatalkannya.  Laparnya orang yang berpuasa berdasarkan penelitian  medis memberikan manfaat baik bagi kesehatan tubuh. Selain bermanfaat bagi kesehatan tubuh, ternyata menahan lapar juga baik untuk perkembangan spiritual seseorang.

Kebiasaan menahan lapar (baca: puasa) sudah dilakukan sejak zaman para Nabi dan Rasul serta para sahabatnya. Hal itu yang membuat keimanan mereka terus bertambah kepada Allah Swt. Lantas, apa saja manfaat menahan lapar saat umat muslim berpuasa khususnya bagi perkembangan spiritual seseorang?

10 Keutamaan Menahan Lapar

Secara umum, rata-rata umat muslim merasakan keimanan dan ketaqwaannya menigkat selama bulan suci ramadan. Itulah hemat penulis salah satunya faedah dari menahan lapar saat kita  berpuasa. Sementara itu, Jalaluddin Rahkmat (2008 : 217-224) dalam bukunya The Road To Allah, menjelaskan secara rinci 10 faedah atau keutamaan menahan lapar menurut Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin.

Al-Ghazali merupakan salah satu tokoh tasawuf falsafi yang cukup populer hingga kini. Kitab-kitabnya banyak menjadi rujukan para akademisi yang menggeluti disiplin ilmu tasawuf. Berikut 10 manfaat dan keutamaan menahan lapar menurut Imam Al-Ghazali yang diterangkan Jalaluddin di dalam buku The Road To Allah :

  • Membersihkan hati dan menajamkan mata batin.

Kebiasaan menahan lapar dapat membersihkan hati dan membuka mata batin. Jalal mengutip apa yang dikatakan Yazid Al-Busthami, atau juga dikenal dengan sebutan Al-Hallaj, bahwa  lapar itu ibarat mega, bila perut lapar,  seseorang akan mencurahkan hujan hikmah dari dalam hatinya.

  • Melembutkan hati dan membersihkannya sehingga mampu merasakan kelezatan berpikir.

Setiap orang  biasannya ramai berzikir kepada Allah lewat tadarrus, shalat tarawih dan itikaf di masjid saat bulan Ramadan. Itu semua membuat diri seseorang merasakan  betapa sangat dekat dirinya dengan Allah SWT dan saat itu pula kita sangat menikmati suasana zikir selama Ramadan.

  • Meluluhkan dan merendahkan hati, menghilangkan kesombongan dan keliaran jiwa.

Kesombongan dan keliaran jiwa dapat dihilangkan dengan menahan lapar. Saat kondisi lapar tubuh manusia menjadi lemah, itu menandakan bahwa manusia adalah makhluk yang lemah, tiada daya dan upaya kecuali atas kekuatan dari Allah SWT.

  • Mengingatkan pada ujian dan azab Allah.

Saat kita berada dalam kondisi lapar, maka pada saat itu akan teringat akan ujian Allah SWT. Sebagaimana Firman Allah SWT "Sungguh kami akan menguji kalian dengan sebagian rasa takut, rasa lapar, serta kekurangan harta, jiwa dan buah. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang yang sabar" (QS.2 : 155)

  • Mematikan keinginan untuk berbuat maksiat dan menguasai nafsu amarah.

Al-Ghazali mengatakan bahwa kondisi kenyang itu dapat menggerakan dua syahwat yang berbahaya yaitu syahwat farji (seks) dan syahwat bicara. Oleh karena, kecil  kemungkinan orang yang berpuasa, yang menahan lapar dan haus, berbuat maksiat kemaluan dan lisan

  • Mengurangi tidur dan membiasakan jaga.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline