Lihat ke Halaman Asli

Review Film Pele

Diperbarui: 19 September 2023   20:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Review Film Pele

Pele: Birth of a Legend menceritakan tentang kisah perjuangan seorang anak kecil bernama Pele untuk mengejar cita-citanya menjadi pemain sepakbola. Pada tahun 1940, disebuah kota kecil Tres Coraces, Brazil, lahirlah seorang anak laki-laki bernama Edson Arantes Do Nascimento. Edson kemudian akrab disapa dengan julukan Pele oleh teman-temannya.

Pele terlahir dari keluarga yang miskin yang tinggal di lingkungan kumuh. Ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga, sementara ayahnya merupakan mantan pemain bola yang akhirnya menjadi petugas kebersihan. Bahkan, saking miskinnya, Pele harus ikut membantu kedua orangtuanya bekerja. Akan tetapi, hal tersebut justru membuat Pele menjadi pantang menyerah. DItengah kehidupan yang serba sulit, Pele menghibur diri dengan bermain sepakbola.

Saat piala dunia 1950, tim nasional Brazil mengalami kekalahan. Saat itulah Pele melihat ayahnya sedih karena tim kesayangannya gagal menjadi juara. Pele kemudian berjanji kepada ayahnya bahwa suatu saat nanti ia akan menjadi pesepakbola professional. Tak hanya itu, Pele juga berjanji kepada dirinya sendiri untuk membuat tim nasional Brazil menjadi juara Piala Dunia di masa depan.

Suatu hari, Pele membantu ibunya bekerja dirumah orang kaya. Anak sang majikan, Jose, rupanya suka bermain bola dan menarik perhatian Pele. Saat itulah Pele  berkata bahwa ia akan menjadi pesepakbola  dan mengidolakan seorang pemain sepakbola bernama Bile. Namun alih-alih menyebut nama Bile, Pele salah ucap dan mengatakan Pele. Gara-gara hal inilah Pele akhirnya diejek dan selalu dipanggil dengan sebutan Pele.

Sementara itu, Pele mengetahui bahwa sebentar lagi akan ada turnamen sepakbola. Pele berjanji dan berkata kepada ayahnya bahwa ia akan memenangkan Turnamen Piala Dunia untuk negaranya yaitu Brazil. Kemudian sang ayah pun memberi nasihat, bila ingin menjadi pemain bola professional maka dia tidak boleh malu atas jati dirinya dan tidak boleh pantang menyerah.

Di satu sisi saya juga penggemar sepakbola dari kecil, film ini merupakan film documenter terbaik yang pernah saya tonton. Saya juga tidak pernah bosan menonton ulang film ini karena sangat menginspirasi saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline