Papua, dengan segala kekayaan alam dan keunikan budayanya, memiliki peran strategis dalam kemajuan Indonesia. Dengan luas wilayah sekitar 418.707,7 kilometer persegi atau 21% dari total luas Indonesia, Papua memegang porsi penting dalam perkembangan bangsa. Batas-batas geografisnya yang langsung bersinggungan dengan Samudera Pasifik di Utara, Papua Nugini di Timur, dan provinsi-provinsi tetangga di Selatan dan Barat, menegaskan posisi vital Papua sebagai bagian dari Nusantara.
Kini, Papua terbagi menjadi lima provinsi---Papua, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Tengah---yang mencerminkan keragaman dan tantangan tersendiri di setiap wilayahnya. Di balik keragaman ini, ada satu harapan besar yang mengemuka, yaitu terselenggaranya Pilkada damai pada tahun 2024. Pilkada kali ini tak sekadar memilih pemimpin daerah, tapi juga menjadi simbol persatuan dan kedamaian di tengah beragam perbedaan yang ada.
Dari segi demografi, Papua memiliki jumlah penduduk sekitar 1.093.447 jiwa pada pertengahan 2024 dengan kepadatan yang sangat rendah, hanya sekitar 1.378 jiwa per kilometer persegi. Sebagian besar penduduknya adalah suku asli Papua, yang mencapai 76,32% dari total populasi, diikuti oleh pendatang seperti suku Jawa, Sulawesi, Bugis, dan Maluku.
Keberagaman ini sering kali menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam menjaga kestabilan sosial dan politik menjelang Pilkada. Konflik politik yang sering diwarnai kekerasan, terutama yang melibatkan perbedaan pilihan politik dan ancaman dari Organisasi Papua Merdeka (OPM), kerap terjadi. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk bersama-sama mewujudkan Pilkada yang damai dan lancar.
Untuk memastikan Pilkada 2024 berjalan aman dan tertib, berbagai langkah strategis perlu diambil. Pertama, koordinasi yang erat antara pemerintah provinsi, TNI-Polri, dan instansi terkait sangat penting. Kolaborasi ini akan mengantisipasi potensi kerawanan yang dapat mengganggu pelaksanaan Pilkada.
Kedua, peran aktif masyarakat, tokoh agama, adat, dan masyarakat umum sangat dibutuhkan dalam menjaga stabilitas keamanan. Dukungan dari tokoh-tokoh tersebut bisa menjadi kunci dalam menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama demi terciptanya pemilu yang damai.
Langkah lain yang tak kalah penting adalah peningkatan keamanan, terutama di wilayah-wilayah rawan konflik seperti Kabupaten Puncak, Yahukimo, dan Nduga. Pemerintah juga harus memperhatikan infrastruktur keamanan seperti CCTV dan penerangan jalan, khususnya di ibu kota provinsi seperti Jayapura. Di samping itu, ajakan doa bersama lintas agama dapat memperkuat semangat persatuan dan doa untuk Pilkada yang sukses.
Tidak kalah penting, netralitas ASN (Aparatur Sipil Negara) juga harus ditegakkan. ASN yang terlibat dalam politik praktis dapat merusak kepercayaan publik terhadap penyelenggaraan Pilkada. Menteri Dalam Negeri sudah menegaskan bahwa ASN harus menjaga netralitas demi terciptanya pemilihan yang adil.
Ancaman dari OPM juga perlu disikapi dengan bijak. Langkah dialog dan negosiasi dengan kelompok ini bisa menjadi solusi jangka panjang untuk menciptakan kondisi yang lebih kondusif di Papua. Jika dialog dilakukan secara inklusif dan transparan, hal ini bisa membantu meredakan ketegangan. Selain itu, pembangunan ekonomi dan infrastruktur harus terus menjadi prioritas pemerintah agar kesejahteraan masyarakat meningkat, sehingga ketidakpuasan yang sering dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok radikal bisa diminimalisir.
Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan tokoh-tokoh kunci, serta fokus pada pembangunan dan keamanan, Papua bisa mewujudkan Pilkada damai yang diharapkan. Semua langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa Pilkada 2024 bukan hanya sekadar pesta demokrasi, tetapi juga menjadi momentum bagi Papua untuk semakin maju dan sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H