Lihat ke Halaman Asli

Ibadah Jalan Salib Mempererat Persaudaraan di Tanah Papua

Diperbarui: 4 September 2024   14:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ibadah Jalan Salib dilaksanakan pada Jumat Agung merupakan sebuah tradisi devosi yang selalu diperingati oleh umat Kristiani dalam mengenang penderitaan dan wafat-Nya Yesus Kristus.

Banyak Gereja di Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua yang melakukan visualisasi Ibadah Jalan Salib dimana ibadah tersebut  menggambarkan kesengsaraan Yesus Kristus dari dijatuhi hukuman mati hingga wafat di kayu salib. Visualisasi ini biasanya dilakukan melalui adegan-adegan yang menampilkan peristiwa-peristiwa penting dalam kisah Penyalipan Yesus Kristus, seperti Yesus Kristus yang dijatuhi hukuman mati, memanggul salib, jatuh untuk pertama kali, berjumpa dengan ibu-Nya, dan ditolong oleh Simon dari Kirene.

Ibadah Jumat Agung sendiri merupakan bagian dari Tri Hari Suci yang biasanya dilaksanakan pada sore hari setelah visualisasi Jalan Salib. Ibadah ini mencakup memanjatkan doa dan refleksi atas kisah Penyalipan Yesus Kristus.

Tujuan utama dari ibadat Jalan Salib adalah untuk mengenangkan kesengsaraan dan kepedihan Yesus Kristus dan memahami pengorbanan-Nya. Dengan demikian, umat Kristiani diharapkan dapat semakin mampu mengamalkan iman mereka dan semakin terlibat dalam melayani sesama. Seperti halnya Ibadah Jalan Salib yang telah dilakukan di tanah Papua memiliki tujuan untuk meningkatkan rasa persatuan rakyat Papua dalam menghadapi tantangan sosial, ekonomi, dan politik.

Dewan Gereja Papua telah menyerukan pelaksanaan Ibadah Jalan Salib pada tanggal 4 September 2024, yang bertujuan untuk mempererat persatuan umat Kristiani di Papua. Acara ini akan dimulai dari Expo, Waena, menuju Abepura, dengan perhentian-perhentian untuk doa dan renungan, mencerminkan penderitaan Yesus Kristus di sepanjang Via Dolorosa.

Ibadah Jalan Salib ini dianggap sebagai simbol solidaritas umat Kristiani di Papua dalam menghadapi berbagai tantangan. Melalui prosesi ini, umat diingatkan untuk tetap berdoa dan berharap kepada Tuhan di tengah penderitaan dan pergumulan yang dihadapi, sambil mengingat pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib sebagai sumber pengharapan dan keselamatan.

Dewan Gereja Papua mengundang seluruh gereja dan denominasi di Papua untuk berpartisipasi dalam ibadah ini. Tujuan utamanya adalah untuk menyatukan seluruh umat Kristiani di Tanah Papua dalam sebuah doa dan ratapan bersama kepada Yesus Kristus dengan mengesampingkan perbedaan denominasi.

Ibadah Salib di Papua memang berperan sangat penting dalam meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan rakyat Papua pada khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya, terutama dalam konteks menghadapi tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapi oleh bangsa Indonesia.

Ibadah Jalan Salib dapat mempererat rasa persaudaraan antar umat beragama dan bangsa di Indonesia, termasuk di Tanah Papua dengan melalui beberapa cara:

1.         Mengingat Peristiwa Kesengsaraan Yesus Kristus:

Ibadah Jalan Salib mengingatkan umat tentang peristiwa kesengsaraan Yesus Kristus, yang merupakan titik awal pertobatan bagi umat. Prosesi ini menunjukkan keagungan budi dan sifat Yesus yang rela disiksa dan disalib hingga wafat untuk menebus dosa manusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline