Lihat ke Halaman Asli

Rafi muhammad

Mahasiswa

Pengembangan Olahan Komoditas Lokal Desa Argosari oleh KKN 457 Unej

Diperbarui: 6 September 2022   08:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Penulis: Galih Anjar Kusuma, Suci Rahmadanti, Risda Amalia Mansyur.

Desa Argosari masih memiliki kesempatan untuk mengelola potensi hasil bumi di sekitar pemukiman warga, salah satunya berupa kentang dan bawang prei yang berusaha dikembangkan oleh Kelompok KKN 457 lp2m Unej.

 Mengingat Desa Argosari memiliki potensi untuk memproduksi aneka ragam produk makanan berbahan dasar kentang dan bawang prei, yang apabila kentang dan bawang prei tersebut diolah dengan tambahan kreasi dapat menciptakan produk baru yang memiliki nilai tambah, serta dapat menambah penghasilan keluarga yaitu dengan mengembangkan usaha KETARI dan KIPRE untuk di jadikan hasil olahan komoditas desa. 

Jika kentang dan bawang prei digunakan sebagai bahan dasar pembuatan makanan akan berdampak langsung terhadap peningkatan pendapatan masyarakat, membuka peluang usaha baru bagi penduduk yang tidak memiliki pekerjaan tetap selain sebagai buruh tani, dan juga memberikan peluang dalam penyediaan lapangan kerja baru di Desa Argosari, terutama ibu rumah tangga masih ada yang tidak memiliki kegiatan yang produktif. 

Peluang usaha ini didukung banyaknya jumlah penduduk di Desa Argosari. Olahan ini dapat menjadi kebutuhan masyarakat ketika melaksanakan hajatan, kebutuhan pada hari raya, oleh-oleh bagi wisatawan, dan sebagai makanan (jajanan) anak sekolah yang bergizi cukup tinggi.

Untuk mendukung eksitensi keberlanjutan daerah, maka kepuasan produk yang dihasilkan mengarah pada lingkup home industry KETARI (Kroket Kentang Argosari) dan KIPRE (Keripik Bawang Prei) yang mengarah pada kegiatan agroindustri/pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah dengan cara merubah menjadi produk jadi yaitu bahan baku kentang diolah menjadi KETARI dan bahan baku bawang prei diolah menjadi KIPRE. 

Ada beberapa aspek yang dibutuhkan sebagai berikut: 1) Aspek produksi yang dihasilkan dari penggunaan faktor produksi yang optimal. 2) Aspek agroindustri yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added).

Dokpri

Pengembangan produk di Desa Argosari memiliki beberapa kendala, pertama adalah kurangnya pengetahuan mengenai produk yang sedang berkembang atau menjadi trend di pasaran. 

Masyarakat Desa Argosari belum sepenuhnya menguasai internet. Berdasarkan data dari Bank Dunia, hanya sekitar 36% masyarakat di pedesaan yang sudah menikmati dan menguasai internet, sehingga masyarakat kekurangan akses untuk menjangkau informasi mengenai produk olahan yang dapat diaplikasikan. Kedua, kurangnya kemauan masyarakat untuk mengelola komoditas lokal menjadi produk siap santap. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline