Karnaval merupakan sebuah ajang perayaan tahunan yang bermaksud untuk turut merayakan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia dan di adakan setiap tahun pada bulan kemerdekaan, yaitu Agustus. Pada saat ini, karnaval sudah mengalami perubahan yang sangat signifikan.
Dulu, karnaval identik dengan adanya teatrikal kemerdekaan, menggunakan baju-baju adat, dan juga peneladanan kisah-kisah yang telah dilaksanakan oleh para pahlawan pendahulu kita. Namun pada dewasa ini, perayaan karnaval sering kita jumpai dengan bentuk yang berbeda, yakni Battle Sound. Battle Sound adalah sebuah kegiatan dimana perayaan kegiatan dilakukan dengan saling mengunggulkan kebisingan atau adu paling keras dan menggelegar antar sound untuk menghibur warga serta digunakan untuk seluruh masyarakat yang mengikuti atau menjadi partisipan daripada karnaval yang digelar.
Tentunya timbul pertanyaan dari masyarakat yang sadar akan perubahan yang terjadi. Masyarakat yang ingin tahu, pasti akan bertanya-tanya bagaimana hal itu secara tidak sadar menjadi sebuah pembeda yang ada di tengah-tengah masyarakat dalam sebuah perayaan karnaval.
Pembeda yang hadir tersebut mungkin tidak disadari oleh sebagian orang bahwa adanya pembeda itu bisa jadi sebuah bumerang bagi bangsa kita. Loh kok bisa? karena apa yang saat ini dipertontonkan tidak mengandung sedikitpun nilai-nilai perjuangan para kusuma bangsa yang gugur memperjuangkan kemerdekaan bangsa.
Mereka yang tampil hanya unjuk gigi seberapa kencang volume yang dihasilkan oleh sound system. Lalu esensi nya apa untuk acara yang "katanya" memperingati bulan kemerdekaan Indonesia. Bukankah tidak lebih baik untuk menampilkan sebuah aksi drama yang bertema kan perjuangan bangsa daripada kita berjoget-joget ria tanpa mengandung makna.
Keresahan ini mulai timbul dari diri penulis ketika sudah banyak yang meninggalkan tema-tema perjuangan jaman dulu dan banyak diganti dengan joget-joget dengan sound yang sedang viral di aplikasi tiktok. Apakah ini menghibur? tentu saja menghibur kita. Tapi bukankah lebih baik lagi apabila joget-joget tadi diganti dengan menarikan tarian-tarian daerah dari seluruh pelosok tanah air.
Selain menghibur masyarakat, dengan pertunjukan tarian daerah di acara karnaval juga pasti akan memperpanjang hembusan nafas tarian-tarian daerah tersebut karena secara tidak langsung masyarakat akan mengerti berbagai jenis tarian daerah yang ada dan syukur apabila masyarakat ingin mempelajari dan memperdalam lagi mengenai tarian daerah.
Bukankah hal itu merupakan sebuah poin positif? semoga saja generasi penerus bangsa tergugah hati dan jiwa nya untuk terus mengobarkan semangat kepahlawanan dan cinta tanah air melalui acara karnaval yang dikemas dengan nuansa kebhinekaan yang arif daripada joget-joget yang tidak ada hubungan kausalitas dengan perjalanan perjuangan kemerdekaan bangsa.
Hal ini tentunya juga pekerjaan rumah kita semua bahwasanya kita tidak boleh lupa dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang bisa kita ilhami bersama-sama sebagai sendi kehidupan bernegara kita dan jangan sampai dicederai dengan sesuatu yang keluar jalur daripada apa yang dicita-citakan oleh para pemimpin bangsa terdahulu. Berbeda pendapat merupakan hal yang biasa, jadikan itu sebagai perekat silaturahim kita untuk terus berkarya dan bersuara. Silahkan tinggalkan komentar dibawah apabila memiliki pandangan yang berbeda mengenai karnaval yang diselenggarakan setiap bulan agustus ini. Salam Literasi! Merdeka!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H