Lihat ke Halaman Asli

Rafi Mahardika Adam Pratama

Mahasiswa Jursan Adminsitrasi Publik Universitas Jenderal Soedirman

Fenomena "Flexing" di Dunia Perkuliahan: Kualitas Lebih Penting daripada Kuantitas

Diperbarui: 20 September 2023   16:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diolah penulis dari canva.com

Flexing di dunia perkuliahan merupakan fenomena yang semakin marak terjadi belakangan ini. Flexing dapat diartikan sebagai tindakan untuk memperlihatkan kekayaan dan kemewahan yang dimiliki seseorang dalam bentuk materi atau nonmateri. Di dunia perkuliahan, flexing seringkali menjadi ajang untuk memperlihatkan status sosial dan pengakuan kelas.

Seiring dengan semakin tingginya biaya kuliah dan gaya hidup yang semakin konsumtif, flexing di dunia perkuliahan semakin menjadi hal yang umum terjadi.

Banyak mahasiswa yang merasa perlu untuk memperlihatkan kekayaan mereka, baik dalam bentuk gadget, pakaian, atau kendaraan. Hal ini terkadang dilakukan untuk memperoleh pengakuan dari teman-teman mereka, atau untuk menunjukkan bahwa mereka termasuk dalam golongan tertentu yang memiliki status sosial yang tinggi.

Namun, tidak sedikit juga mahasiswa yang tidak mampu untuk melakukan flexing tersebut, sehingga mereka merasa terpinggirkan dan kurang dihargai oleh teman-teman mereka. Padahal, sebenarnya kemampuan finansial seseorang tidak selalu menunjukkan nilai dan kualitas dari diri seseorang itu sendiri.

Selain itu, flexing di dunia perkuliahan juga dapat mengakibatkan berbagai masalah, seperti tekanan sosial dan kemungkinan menghabiskan uang yang sebenarnya tidak perlu.

Mahasiswa yang terlalu fokus pada tampilan dan pengakuan kelas seringkali mengabaikan hal-hal yang sebenarnya lebih penting, seperti belajar dengan tekun dan memperluas wawasan.

Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengurangi fenomena flexing di dunia perkuliahan. Salah satunya adalah dengan membangun kesadaran akan pentingnya fokus pada hal-hal yang lebih penting dalam proses perkuliahan, seperti belajar dengan tekun dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki.

Selain itu, perlu juga membangun kesadaran bahwa kemampuan finansial seseorang tidak selalu menunjukkan nilai dari diri seseorang itu sendiri.

Para mahasiswa juga perlu diingatkan bahwa pengakuan kelas yang didapat dari melakukan flexing hanya bersifat sementara dan tidak dapat bertahan lama. Sebaliknya, pengakuan yang didapat dari kualitas dan kuantitas karya yang dihasilkan akan jauh lebih berarti dan mampu bertahan lama.

Dalam kesimpulannya, flexing di dunia perkuliahan sebagai ajang pengakuan kelas memang marak terjadi. Namun, fenomena ini perlu dikurangi untuk mengurangi tekanan sosial dan membangun kesadaran pada hal-hal yang lebih penting dalam proses perkuliahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline