Lihat ke Halaman Asli

Rafika Fitri Sari

Bimbingan Penyuluhan Islam

Upaya Mengurangi Prasangka Sosial di Tengah Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19

Diperbarui: 13 Agustus 2020   15:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh : Rafika Fitri Sari (0102172074)
Mahasiswa UIN Sumatera Utara Prodi Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Kelompok KKN-DR 18

Menurut Kemenkes Covid 19 (coronavirus disease 2019) adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis coronavirus baru yaitu Sars-Cov-2, yang dilaporkan pertama kali di Wuhan Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019. Covid 19 ini dapat menimbulkan gejala gangguan pernapasan akut seperti demam diatas 380° C,  batuk dan sesak nafas bagi manusia. Penyakit ini dapat menular dari manusia ke manusia melalui kontak erat dan droplet (percikan cairan pada saat bersin dan batuk), tidak melalui udara.

Pada masa pandemi covid 19 ini banyak sekali dari kita yang berprasangka terhadap individu atau suatu kelompok tertentu yang mungkin mengalami gejala dari terjangkit virus covid 19, sehingga terciptanya ketidak harmonis di suatu kelompok masyarakat tersebut. Prasangka sosial (Gerungan, 2004) adalah suatu sikap perasaan orang-orang terhadap golongan manusia tertentu, golongan ras atau kebudayaan yang berbeda dengan golongan orang yang berprasangka itu. Prasangka sosial terdiri atas sikap sosial yang negatif terhadap golongan lain dan mempengaruhi tingkah lakunya terhadap golongan manusia lain tadi. Prasangka sosial pada awalnya hanya merupakan suatu sikap-sikap perasaan negatif, kemudian lambat laun menyatakan dirinya dalam tindakan-tindakan yang diskriminatif. 

Hal ini sangat mempengaruhi kita apabila individu dalam suatu kelompok atau masyarakat yang dalam berinteraksi namun menunjukkan prasangka terhadap suatu individu atau kelompok tertentu. Misalnya nih ada seseorang yang batuk di sekitar kita yang hal tersebut merupakan tanda seseorang terjangkit covid 19 pastinya secara tidak langsung kita akan berprasangka terhadap orang tersebut dan berusaha menghindari ataupun menjauh darinya  agar tidak tertular meskipun hal tersebut belum tentu benar.

Di dalam usaha untuk mengurangi prasangka sosial secara umum dapat dikatakan melalui hal sebagai berikut : (Abu Ahmadi, 1983)


1. Perbaikan Kondisi Sosial Ekonomi

Pemerataan pembangunan dan dua usaha peningkatan pendapatan bagi warga Negara (khususnya Indonesia) yang masih tergolong dibawah garis kemiskinan akan mengurangi adanya kesenjangan sosial.


2. Perluasan Kesempatan Belajar
Untuk mencapai jenjang perguruan tinggi selain harus mempunyai kemampuan otak juga harus punya modal. Bagi mereka yang tidak mempunyai kedua modal diatas akan selalu tercecer dan tersisih dalam persaingan dan perebutan bangku sekolah.

3. Sikap Terbuka dan Sikap Lapang  
Kita seharusnya menyadari bahwa berbagai tantangan baik dari dalam maupun dari luar negeri, semuanya dapat merongrong persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Kebhineka ragaman masyarakat juga dengan nilai yang hakekat, merupakan basis yang empuk bagi tumbuhnya prasangka sosial, diskriminasi serta keresahan.


4. Etnosentrisme
Setiap suku bangsa atau ras tertentu, akan memiliki khas kebudayaan, yang akan sekaligus menjadi kebanggaan mereka. Suku bangsa atau ras tersebut dalam kehidupan sehari-hari bertingkah laku sejalan dengan norma-norma yang terkandung dan bersifat di dalam kebudayaan tersebut.

Penulis : Rafika Fitri Sari

Dosen Pembimbing Lapangan : Yusrizal, M.Si




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline