Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Terkait pembahasan dakwah dan teknologi sebetulnya relevan terhadap dinamika kesingularitasan zaman. Apalagi dakwah perlu menjadi salah satu konten komunikasi yang disampaikan kepada khalayak umum. Usman Zakaria menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan dakwah sangat penting untuk mengembangkan dakwah. Sarana dan media dakwah yang digunakan umat untuk menyeru kepada dinullah ini terus berkembang seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi . Oleh karena itu, umat Islam harus membuat dan menggunakan sarana yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. Kemkominfo menyatakan bahwa 95% dari 63 juta penduduk Indonesia menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial. Jejaring sosial tersebut sangat umum digunakan untuk menyampaikan argumen, logika, termasuk di dalamnya dakwah. Oleh karena itu, penggunaan internet sebagai media dakwah dapat menjadi salah satu opsi yang efektif untuk melakukan dakwah Islam.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap inklusivitas dakwah memiliki dampak positif dan negatif yang bisa berasal dari dalam dan luar. Adanya teknologi dapat memudahkan umat untuk mengkaji referensi tentang ajaran Islam. Saat ini mereka tidak lagi harus mendengarkan kajian secara langsung melainkan juga melalui media sosial atau media massa. Hasil kajian tersebut bisa dipublikasikan melalui tulisan, aplikasi, buku-buku kajian, dll. Informasi teknologi telah memberikan umat berbagai kemudahan untuk mengembangkan pengetahuan tentang Islam di mana saja dan kapan saja yang diinginkan. Setelah mengembangkan melalui tulisan ataupun konten, penyebaran dakwah Islam dapat dilakukan ke seluruh masyarakat bahkan secara global.
Di sisi lain, kecepatan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan sebagian umat cenderung memudar solidaritasnya. Mereka akan lebih "malas" untuk mengkaji agama di masjid atau majelis-majelis, sebaliknya penyajian konten semakin masif. Konten-konten tersebut apabila tidak dicermati dengan baik akan mudah disusupi oleh dakwah yang sesat. Selain itu juga umat yang lebih mudah menerima dakwah dari konten kreator ketimbang otoritas pemimpin agama, apalagi beberapa pemengaruh yang "baru dapat hidayah langsung ceramah." Padahal nilai-nilai keagamaan tidak hanya harus diketahui atau dipahami oleh masyarakat, melainkan masyarakat juga harus mempraktikkannya dalam kehidupan
sehari-hari mereka. Maka perlu adanya integrasi teknologi dengan dakwah agar pesan-pesan dakwah lebih cepat dan efektif untuk disampaikan.
Salah satu aspek kunci dari integrasi teknologi dalam dakwah adalah kemampuan
untuk menciptakan konten yang menarik dan bermanfaat. Selain itu, interaksi dua arah
antara pendakwah dan audiens juga difasilitasi oleh teknologi, memungkinkan adanya
diskusi, tanya jawab, dan pertukaran ide yang lebih dinamis. Namun, integrasi teknologi dalam dakwah juga menghadapi tantangan tertentu. Salah satunya adalah risiko penyebaran informasi yang tidak akurat atau menyesatkan, yang dapat merusak pemahaman agama di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi pendakwah untuk menjaga akurasi informasi dan etika dalam
berkomunikasi di dunia digital.
Adanya integrasi ini tentu membawa kemaslahatan yang baik terhadap perkembangan dakwah. Teknologi yang digunakan untuk berdakwah memungkinkan untuk menjangkau masyarakat secara luas. Selain itu juga sangat efektif untuk membentuk kelompok-kelompok kajian untuk menumbuhkan solidaritas umat beragama.
Wallahu a'lam bish-shawwab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H