Lihat ke Halaman Asli

Rafif Reyhan Savero

Pegawai Negeri Sipil

Memahami Ulang Mass Communication pada Media Siber

Diperbarui: 26 Juni 2023   18:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mass Communication atau komunikasi massa berawal dari menggunakan sebuah tanda ataupun isyarat sebagai penyampaian informasi pada zaman dahulu. Pada zaman sekarang setelah munculnya bahasa, tulisan, dan media penyampaian yang memadai semua orang bisa cepat mengetahui informasi apa saja yang didapatkan pada hari, jam, dan menit itu juga. Sekarang untuk mendapatkan informasi tidak perlu menunggu surat yang diantar tiap rumah atau menunggu koran yang akan terbit hari berikutnya. Akan tetapi semakin berkembangnya zaman, Mass Communication yang disebarkan perlu dipahami ulang dan mencari media lain untuk memastikan kebenaran sebuah informasi.

Mass Communication diartikan secara singkat sebagai penyampaian informasi kepada orang banyak melalui sebuah media. Media yang dimaksud bisa berupa media cetak seperti koran dan majalah, ada juga media elektronik seperti televisi maupun radio, dan yang terakhir media saber yaitu website atau sekarang terdapat media sosial yang dapat sebagai wadah untuk menyampaikan informasi.

Lalu kenapa perlu dilakukan pemahaman atau mengkaji ulang suatu mass communication terutama media siber? Alasan yang bisa dipahami adalah sangat cepatnya penyampaian suatu informasi pada media siber kepada orang banyak. Bukankah kalau sangat cepat informasi tersebut disampaikan kepada orang banyak juga menguntungkan orang tersebut yang menerima informasi yang sebelumnya tidak tahu atau menerima kejadian yang baru? Akibat dari kejadian tersebut dapat menimbulkan informasi yang menyesatkan atau misleading atau bisa juga informasi bohong atau hoax dan yang lebih parahnya bisa juga informasi tersebut berisi kebencian.

Akibat setiap perbuatan yang berhubungan dengan buruknya isi sebuah informasi dari mass communication pada media siber, tentunya dilandasi adanya penyebab. Berdasarkan dari data yang beredar yang berhubungan dengan sistem informasi diantaranya terdapat perbedaan informasi yang menjelaskan terkait sebuah kejadian. Salah satu contohnya informasi yang membahas terkait alasan pembatalan sebuah acara sepak bola berskala dunia. Terkait pembatalan tersebut terdapat dua penyampaian informasi yang berbeda melalui mass communication. Salah satu menjelaskan bahwa penyebab pembatalan dikarenakan ada unsur politik dan yang lain menjelaskan penyebab pembatalan dikarenakan ada unsur tragedi. Adanya kejadian dua informasi yang berbeda berdampak pada kepercayaan sebuah informasi tersebut apakah salah satu atau dua informasi tersebut termasuk informasi bohong atau terdapat kebenaran informasi dari salah satu informasi tersebut.

Selain itu, penyebab lain yang berhubungan dengan sumber informasi sehingga membuat orang perlu memahami kembali informasi dari mass communication adalah memperoleh informasi dari satu pihak saja. Contoh informasi dari penyebab tersebut adalah kasus perundungan oleh seorang siswi SMP. Pada informasi yang beredar diduga siswi tersebut dirundung oleh teman-temannya sehingga aparat yang berwenang menangani kasus tersebut dan ternyata tidak terdapat luka berdasarkan hasil visum. Kejadian tersebut berdampak pada kepercayaan setiap orang yang menerima informasi tersebut sehingga dapat mengakibatkan apabila terjadi kasus perundungan yang sebenarnya orang yang menerima informasi bisa tidak memunculkan rasa empati karena merasa dibohongi dengan peristiwa sebelumnya.

Selanjutnya, penyebab yang berkaitan dengan keamanan sebuah informasi yang perlu dipahami kembali dari mass communication adalah ketidaktepatan data dari informasi yang diterima. Data yang dimaksud dapat berupa kalimat atau angka. Seperti halnya informasi, keamanan yang dimaksud bisa berdampak secara langsung atau tidak langsung. Bukti keamanan informasi secara langsung seperti peringatan bencana alam. Apabila informasi tersebut terdapat kesalahan data yang disampaikan, dapat berdampak kepada orang sekitar yang terkena musibah bencana alam. Bukti keamanan informasi secara tidak langsung seperti informasi terkait kebocoran data. Informasi tersebut tentu tidak terpengaruh secara tidak langsung akan tetapi berdampak memunculkan ancaman atau kecemasan terhadap orang yang merasa datanya yang bocor.

Terakhir, penyebab yang berkaitan dengan lingkungan sebuah informasi yang perlu dipahami kembali dari mass communication adalah lingkungan sebuah media yang tidak memadai. Lingkungan yang dimaksud seperti apakah dengan dilakukan mass communication pada media tersebut respon dari orang yang menerima seperti apa. Apa yang kita ketahui meskipun isi dari informasi tersebut bersifat positif akan tetapi respon dari lingkungan suatu media pasti akan menjadi negatif apabila terlalu cepat untuk menyimpulkan sendiri. Sebagai contoh pada suatu media melakukan clickbait terkait informasi yang disampaikan dan memiliki tujuan dari yang pembuat untuk menarik perhatian banyak orang. Akan tetapi orang menerima informasi tersebut memiliki pemahaman dan pemikiran masing-masing sehingga menimbulkan perbedaan pandangan. Dampak yang terjadi dari kondisi tersebut selain menimbulkan perbedaan pandangan, bisa menjadi ujaran kebencian yang menyerempet ke pelanggaran UU ITE

Setelah penjelasan terkait penyebab yang mengakibatkan perlunya memahami ulang mass communication pada media siber, kurang lengkap apabila tidak ada saran atau rekomendasi yang diberikan. Rekomendasi yang dapat diberikan diantaranya perlunya menggali lebih dalam informasi yang sedang dibahas. Perlu memunculkan sifat ingin tahu apabila ingin menemukan informasi yang tepat. Terdapat bantuan fasilitas internet yang bisa memudahkan untuk menambah informasi beserta latar belakang munculnya informasi tersebut. Selanjutnya apabila terdapat satu pihak yang sedang memberikan informasi akan tetapi masih dirasa mencurigakan bisa menunggu informasi yang diberikan dari pihak kedua seperti pihak kepolisian. Lalu rekomendasi selanjutnya untuk terkait data sebisa mungkin didapatkan dari data yang resmi. Apabila yang resmi terdapat kesalahan, bisa ditunggu versi yang ada perubahan. Rekomendasi terakhir lebih bijak dalam merespon informasi yang diterima. Apabila terdapat kesalahan, bisa diberi sebuah masukan atau kritikan daripada merespon yang mengandung unsur negatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline