Lihat ke Halaman Asli

Rafif Ahmad Fadilah

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam

Rekah di Mentari Pagi

Diperbarui: 3 Juni 2024   11:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

**Rekah di Mentari Pagi**

Saat embun masih membelai,
di kala fajar baru saja tiba,
semburat cahaya merona merah,
menyapa dunia dengan lembutnya.

Kicauan burung menyambut hari,
mengiringi langkah mentari,
yang perlahan merangkak naik,
membelah langit, menggapai puncak.

Di ufuk timur, sinar pertama,
melukis hari dengan harapan,
setiap jejak cahayanya,
menghidupkan jiwa yang merindu.

Bunga-bunga mulai merekah,
menyambut hangatnya sentuhan pagi,
setiap kelopak yang terbuka,
menggenggam doa dan cinta.

Pagi membawa janji baru,
seperti sinar mentari yang rekah,
mengalirkan semangat di nadi,
membangkitkan mimpi dari tidur panjang.

Dalam keheningan yang suci,
mentari berbicara tanpa suara,
memberi pesan kepada dunia,
bahwa setiap hari adalah anugerah.

Rekah di mentari pagi,
menggambarkan cinta alam semesta,
mengajarkan kita untuk selalu berharap,
menyongsong hari dengan penuh makna.

Setiap sinar adalah keajaiban,
setiap pagi adalah awal yang baru,
dan di bawah mentari yang rekah,
kita temukan kekuatan untuk melangkah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline