Lihat ke Halaman Asli

Rafif Nabil

Contract Drafter/Law Writer

5 Alasan Kenapa Serangan Fajar Bisa Terus Berulang Jelang Pemilu

Diperbarui: 6 April 2019   19:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelompok gabungan dari Panwaslu dan lembaga swadaya masyarakat, menyatakan menolak prkatik politik uang dalam pelaksanaan Pemilukada DKI Jakarta, pada aksi di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (24/6/2012). Baik memberi atau menerima uang dalam pelaksanaan kampanye pemilukada dianggap sebagai praktik korupsi. (KOMPAS/LASTI KURNIA)

Serangan Fajar adalah cara yang tidak benarkan dengan memberikan uang kepada masyarakat agar memilih sesuai dengan apa yang diinginkan oleh si pemberi uang. Biasanya praktik nakal ini dilakukan ketika jelang pemilu. 

Bahkan kalau melihat dari konteks kata fajar berarti praktik nakal ini dilakukan ketika pagi hari. Berikut 5 alasan kenapa serangan fajar bisa terus berulang jelang pemilu.

Sumber: regional.kompas.com

1.  Serangan Fajar Dinilai Efektif Untuk Memenangkan Suara

Meski cara ini terlarang, akan tetapi ada saja yang tetap melakukan aksi ini, tentu pastinya aksi ini akan dilakukan secara diam-diam agar tidak ketahuan.

Sumber: regional.kompas.com

2. Sanksi  Serangan Fajar Tidak Ditakuti

"Setiap orang yang dengan sengaja pada hari pemungutan suara menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada Pemilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya atau memilih Peserta Pemilu tertentu dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah)."

Pasal diatas adalah Pasal 523 ayat 3 UU Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pemilu.  Jadi nanti kalau disaat pemilu ada yang ketahuan memberikan serangan fajar, kalau keciduk bisa kena pidana paling lama 3 tahun atau denda 36 juta paling banyak. 

Mungkin sanksi seperti ini tidak ditakuti makanya ada saja yang tetap nekat melakukan aksi nakal ini. Kita lihat saja nanti saat jelang pemilu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline