Dalam era digital yang semakin maju, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) tidak terlepas dari dampak transformasi teknologi. Digitalisasi telah mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. PTKI, sebagai institusi yang mengedepankan perpaduan antara pendidikan akademik dan spiritual, juga merasakan arus perubahan ini.
Namun, transformasi digital pada PTKI tidak hanya membuka peluang, tetapi juga menghadirkan tantangan baru. Opini ini akan membahas bagaimana kecendekiaan yakni kemampuan akademis, intelektual, dan moral dalam tradisi Islam dapat terus berkembang dalam era digital ini.
Transformasi digital telah menghadirkan peluang besar bagi PTKI dalam meningkatkan mutu pendidikan. Teknologi seperti platform e-learning, perpustakaan digital, dan aplikasi kolaboratif memungkinkan proses belajar-mengajar berlangsung lebih fleksibel dan efektif.
Mahasiswa dan dosen kini tidak lagi terbatasi oleh ruang dan waktu. Dengan adanya kelas daring, seminar virtual, dan akses materi dari berbagai belahan dunia, kesempatan untuk belajar semakin terbuka lebar.
Perpustakaan digital, misalnya, menyediakan akses mudah terhadap literatur keagamaan dan akademik, yang sebelumnya mungkin sulit dijangkau. Ini membantu mahasiswa mengakses berbagai kitab, jurnal, dan artikel tanpa perlu menghabiskan waktu dan biaya untuk mencari referensi fisik. Selain itu, penggunaan teknologi dalam riset agama memungkinkan kajian ilmiah dilakukan dengan lebih mendalam dan terstruktur.
Tidak hanya itu, teknologi digital juga memperkuat dakwah Islam di kalangan generasi muda. Dengan media sosial dan platform video, mahasiswa dan akademisi PTKI dapat menyebarkan pengetahuan agama dan nilai-nilai Islam kepada khalayak yang lebih luas.
Potensi ini menjadi aset penting dalam misi PTKI untuk mencetak sarjana yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga mampu berperan aktif dalam dakwah dan pengembangan masyarakat.
Namun, di balik berbagai peluang yang ditawarkan, transformasi digital juga membawa tantangan yang tidak bisa diabaikan. Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana menjaga integritas kecendekiaan dalam era di mana informasi dapat dengan mudah tersebar, tetapi juga bisa dengan mudah dipalsukan atau disalahartikan.
Teknologi informasi memungkinkan penyebaran ilmu pengetahuan dengan cepat, tetapi juga membuka celah bagi informasi yang tidak akurat atau bahkan konten yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Selain itu, kemajuan teknologi juga membawa tantangan etis dalam penggunaan media digital. Mahasiswa PTKI, yang juga merupakan bagian dari masyarakat digital, sering kali dihadapkan pada berbagai konten yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan untuk menyaring informasi dan menggunakan teknologi secara bijak agar tidak terjerumus pada hal-hal yang merusak moral dan keilmuan.
Tantangan lain adalah kesiapan infrastruktur dan kompetensi digital, baik di kalangan mahasiswa maupun dosen. Tidak semua PTKI memiliki sarana teknologi yang memadai, sehingga kesenjangan digital masih menjadi masalah yang harus diatasi. Ditambah lagi, tidak semua dosen memiliki kemampuan untuk memanfaatkan teknologi dalam proses belajar-mengajar secara maksimal.