Lihat ke Halaman Asli

Kelamaan di Rumah Bisa Memicu Stress

Diperbarui: 5 Juni 2023   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Unsplash 

Menurut psikologi rasa bosan terlalu lama dan bertumpuk-tumpuk akan dapat menimbulkan stress. Wabah COVID 19 membuat pemerintah segera memberlakukan PSBB yang mengharuskan segala sesuatu dilakukan di rumah. Selama hampir sebulan lebih masyarakat Indonesia di rumah,hal ini tentu menimbulkan rasa bosan. Dalam psikologi rasa bosan adalah suatu emosi yang normal dirasakan manusia namun jika hal ini terus berlanjut akan menggangu kesehatan jiwa.

Pemberlakuan sosial distancing juga dapat memicu stress. Apabila seseorang berdiam diri di rumah namun dengn keadaan emosi yang stabil atau dikategorikan senang itu baik,namun lain halnya dengan kondisi panik dan tertekan seperti saat ini. Disini peran media juga sangat besar,disamping meninfokan apa yang sedang terjadi dan hal-hal terbaru lainnya,media secara tidak langsung juga menyebar ketakutan atau kepanikan dengan menampilkan berita akan melonjaknnya kasus positif atau data tentang kematian pasien yang sumbernya masih diragukan apakah itu kenyataan atau hal yang digembor-gemborkan untuk kepentingan bisnis.

Stress ini juga dirasakan oleh para pelajar,hal ini ditambah dengan faktor umur mereka yang masih dikategorikan labi dalam mengendalikan berbagai emosi. Pembelajaran di rumah dengan tugas yang banyak membuat stress dapat bertambah berkali-kali lipat yang dialami para pelajar. Untuk mengatasi rasa bosan dapt dilakukan dengan kegiatan yang produktif di rumah seperti menyalurkan hobi di rumah,menambah pengetahuan dengan membaca buku atau jurnal, memanfaatkan waktu untuk merilexkan diri dengan olahraga dll.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline