Lihat ke Halaman Asli

Retorika Dalam Berpolitik

Diperbarui: 8 Mei 2024   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Dr. Syamsul Yakin dan Muhammad Rafi Ashidiq (Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) - Dokpri

Menurut fungsinya, retorika memiliki tiga konsep yang berbeda. Pertama, sebagai seni berbicara. Kedua, sebagai seni membujuk atau memengaruhi pendengar. Dan ketiga, sebagai seni menggunakan bahasa secara efektif.

Dalam prakteknya, politisi sering menggunakan retorika kedua, yaitu untuk membujuk atau memengaruhi media dan audiens. Ini terutama terjadi dalam bentuk ceramah persuasif.

Ceramah persuasif politisi adalah yang berisi ajakan atau bujukan kepada pendengar untuk bertindak sesuatu.

Politisi menggunakan ceramah persuasif ini untuk menyampaikan pesan dan ajakan kepada pendengar dengan tujuan memengaruhi atau mengajak mereka. Ini adalah cara yang digunakan untuk melakukan negosiasi.

Kemampuan dalam seni berbicara yang membujuk atau memengaruhi sangat penting dalam ceramah persuasif. Ini karena dalam ceramah persuasif, politisi berusaha meyakinkan konstituennya, dan terkadang bahkan mengubah pendirian pemilih yang sudah dibentuk sebelumnya.

Contohnya, seorang politisi bisa berbicara secara persuasif untuk menurunkan harga bahan pokok, menjanjikan pendidikan dan layanan kesehatan gratis asalkan masyarakat memilihnya menjadi anggota legislatif.

Kesimpulannya, retorika politisi adalah seni berbicara yang persuasif yang digunakan untuk membangun citra diri, mengungkapkan visi, dan mempengaruhi opini publik.

Pidato politisi yang persuasif seringkali mampu menginspirasi masyarakat, menggerakkan massa, bahkan menciptakan perubahan sejarah dalam sebuah negara.

Politisi sering menggunakan retorika ini untuk melakukan kampanye negatif terhadap lawan politik, menarik konstituen dengan program-program dan janji-janji kampanye. Tujuan akhirnya adalah meminta dukungan dalam pemilihan, baik legislatif maupun eksekutif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline