Lihat ke Halaman Asli

Raffi Vian

Mahasiswa

Sanur, Keindahan Pesisir Pantai Berjuta Atraksi

Diperbarui: 7 Desember 2024   15:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Kuliah lapangan berkedok jalan-jalan. Istilah yang cocok untuk menggambarkan pengalaman yang sangat mengesankan bagiku ketika mengikuti kegiatan kuliah lapangan mahasiswa Prodi Pariwisata 2022 pada 4-8 November 2024 lalu. Kegiatan kuliah lapangan kali ini sangat dinantikan olehku dan teman-teman Pariwisata lainnya. “Wohooo, lesgoo! Akhirnya kita kuliah lapangan di Bali!”. Benar. Yang biasanya dilakukan di dalam area Yogyakarta, kali ini, kuliah lapangan mahasiswa Pariwisata 2022 diadakan di Bali. Bali, salah satu destinasi terfavorit bagi wisatawan domestik, bahkan hingga wisatawan mancanegara, menjadikan pulau ini sebagai fondasi pariwisata utama di Indonesia. Objek lapangan yang cocok bagi mahasiswa Pariwisata UGM angkatan 2022. Maka berangkatlah kami pada hari Senin, 4 November 2024 menuju Bali. 

Tanggal 4 November 2024, hari pertama, kami melakukan perjalanan selama satu hari penuh menuju Bali menggunakan dua bus berukuran big dan medium-long. Perjalanan yang panjang nan melelahkan, tetapi dibarengi dengan banyak cerita unik-jenaka didalamnya. Hingga akhirnya, kami berhasil mendaratkan bus kami di Pulau Bali pada tanggal 5 November 2024 dini hari. Hari pertama di Bali, kami mengunjungi The Bloom’s Garden, salah satu destinasi favorit di Bali yang berisikan taman bunga membentang di hamparan area Bloom’s Garden. Berbagai spot foto telah disediakan dan ditata sedemikian rupa, sehingga pengunjung merasa betah dan ingin berlama-lama untuk ber-selfie atau hanya sekedar berjalan-jalan semata. Di sini, aku dan kawan-kawan Pariwisata-ku yang lain sarapan sekaligus membersihkan seluruh tubuh, setelah satu hari penuh melakukan perjalanan dari Yogyakarta. Lalu, kami mengunjungi Desa Wisata Batuan untuk melakukan workshop hingga petang.  Setelah itu, kami pun menuju Hotel Puri Nusa Indah untuk akhirnya kami free time dan beristirahat. Sesampainya, di hotel, aku langsung mengambil koper dari bagasi dan menaruhnya ke kamar 213, nomor kamar yang aku, Wihdan, dan Daffa akan tinggali selama 2 hari kedepan. Ku taruh koper berwarna ungu, lalu aku langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan seluruh tubuhku. Keluar kamar mandi dengan rasa lelah yang sangat amat, aku pun langsung tertidur di kasurku. Hingga pagi tiba. 

Alarm HP berbunyi. Pagi hari keduaku dan teman-temanku di Bali. Rasa kantuk dibarengi dengan rasa pegal-pegal yang menyelimuti tubuhku tak membuatku menunda

beranjak dari tempat tidur kasur hotel kami singgah. Di hari kedua ini, kami memiliki itinerary untuk pergi ke dua pantai dan satu destinasi yang menjadi ikon Balinesia. Pertama, kami pergi ke Pantai Kuta, salah satu pantai yang cukup terkenal di Bali. Setelah dari Pantai Kuta, kami pun menuju ke Pantai Melasti, pantai baru yang menawarkan keindahan alam pantai dengan birunya warna air. Selain itu, pantai ini difasilitasi dengan dua beach club di pinggiran pantainya. Kemudian, kami pun menuju destinasi yang didalamnya terdapat patung yang digadang-gadang sebagai patung terbesar di dunia, Garuda Wisnu Kencana. Di sana, kami dipertontonkan tarian khas Bali yang menggambarkan proses pemilihan burung garuda sebagai kendaraan utama dari Dewa Wisnu. Selesai menonton pertunjukan tarian, kami pun beranjak pulang dengan rasa lelah terhadap tubuh kami. Sesampainya di hotel, kami pun langsung bebersih dan tertidur dengan lelap. 

Hari ketiga, hari dimana kami harus berpisah dengan Pulau Bali. Merasa belum puas exploring di Bali, aku memutuskan untuk menyusuri Pantai Sanur sebelum keberangkatan kami menuju pusat oleh-oleh di Bali, lalu pulang. Aku bangun dari tidurku, lalu aku bergegas ke kamar mandi, mendahului teman-temanku yang masih terlelap di pulau kapuk. Mandi selesai, lalu aku bersiap mengemasi barang-barang pribadiku sebelum kami semua beranjak pulang menuju Yogyakarta. Barang-barang sudah selesai ku kemas, lalu aku masukkan koper dan tas besarku ke bus. Sudah siap semua perlengkapanku, aku kemudian memesan Go-ride ke ICON Mall. Mall ini letaknya berada di pinggir pantai persis. Sampailah aku di ICON Mall. 

Aku pun mengitari ICON Mall selama 30 menit, untuk melihat-lihat apa saja store yang ada di dalam mall ini. ICON Mall terhitung mall yang baru di daerah Sanur. Setelah mengitari mall, kemudian aku beranjak menuju bagian belakang mall. Terbuka lebar layaknya pintu hanggar pesawat, pemandangan Pantai Sanur yang indah dengan hamparan pemandangan pantai yang biru menawan dapat langsung terlihat dari dalam ICON Mall. Tak sabar menyusuri Pantai Sanur, aku pun berlari mendekati pesisir Pantai Sanur agar aku bisa melihat lebih jelas akan keindahannya. Terlihat banyak kursi pantai kosong di pinggiran pantai yang disediakan untuk wisatawan bersantai, menikmati sinar matahari pagi yang hangat. Kursi-kursi pantai tersebut merupakan properti milik villa-villa dan resort yang ada di sepanjang wilayah Pantai Sanur. Sisi kanan dan kiri ICON Mall dipenuhi villa dan resort yang berjejeran terbangun, menghadap ke Samudera Hindia. 

Aku memulai trip singkatku dengan menyusuri jalan setapak yang tersedia untuk wisatawan berjalan di pesisir Pantai Sanur. Seraya melihat-lihat keindahan Pantai Sanur yang masih membuat diriku terpana akan keindahan buatan alam oleh tuhan, aku melihat ada tempat persewaan sepeda. Aku hampiri tempat persewaan sepeda tersebut, lalu aku bertanya, “Pak, sewa sepeda berapaan?”. “Rp25.000 satu jam, Mas,” jawab bapak penjaga toko. Tertarik untuk strolling around Pantai Sanur tanpa kelelahan, kemudian aku memutuskan untuk menyewa sepeda berwarna kuning. Biaya sewa sepeda sudah ku bayar, akhirnya aku kayuh sepeda sewaan berwarna kuning itu menyusuri sepanjang pesisir Pantai Sanur. Kayuhan sepeda dibarengi angin sepoi-sepoi dan hangatnya terik matahari membuat pengalaman mengeksplor Sanur terasa sempurna. Selain dipenuhi villa-villa dan resort, juga terdapat banyak restoran, kafe, dan toko-toko kecil menjual pernak-pernik dan baju khas Bali. Resto-resto yang kulalui selalu terlihat dipenuhi bule-bule yang sedang sarapan. Pemandangan yang penuh akan kejutan ini melengkapi pengalamanku semasa berada di wilayah Sanur. 

Kayuhan sepeda yang mulai terasa berat menandakan bahwa kaki yang aku gunakan untuk mengayuh sudah mulai lelah. Dengan nafas yang terengah-engah, akhirnya aku memutuskan untuk berhenti istirahat sejenak di salah satu kafe yang cukup terkenal di area Sanur. Menurut kabar burung yang beredar, kafe ini merupakan milik salah satu artis yang terkenal di Indonesia. Kafe ini bernama Stuja Coffee. Nuansa yang sejuk dan pemandangan hamparan lautan luas cocok untuk mendeskripsikan kafe ini. Aku pun membeli cafe latte dan rehat sejenak sambil memandangi lautan Samudera Hindia. Energi yang kembali utuh dan dahaga yang sudah dibalut dengan segarnya cafe latte ice yang sudah kuhabiskan, aku pun memutuskan untuk kembali melanjutkan short-trip dengan mengarah kembali ke ICON Mall. Saat aku mengayuh sepedaku di perjalanan pulang, aku bergumam, “what a wonderful day i’ve had for the last 4 days! Memori yang akan kuingat selama masa hidupku!” Tak dapat dielakkan bahwa ini merupakan hari terakhirku di Bali. Namun, hari terakhir di Bali malah menjadi salah satu kenangan dan pengalaman yang paling mengesankan. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline