Lihat ke Halaman Asli

Myanmar: Evaluasi Menuju 10 Tahun MEA

Diperbarui: 22 Januari 2024   12:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perbandingan PDB dan PDB per kapita Myanmar 9 tahun terakhir. Data: World Bank 

Banyak diantara negara-negara di kawasan Asia Tenggara merupakan negara-negara berkembang. Untuk meningkatkan perekonomian di kawasan Asia Tenggara secara bersamaan, ASEAN membuat Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA adalah salah bentuk integrasi negara ASEAN melalui sistem perdagangan bebas di regional Asia Tenggara. MEA disahkan  pada 21 November 2015 bertepatan dengan KTT ASEAN ke-27 di Kuala Lumpur. Melalui MEA ini diharapkan perkembangan ekonomi di kawasan Asia Tenggara dapat bergerak maju kedepan beriringan dan menjadikan kawasan ASEAN sebagai kawasan ekonomi yang maju.

Sebelum masuknya Timor Leste ke ASEAN pada 2022 lalu, Myanmar menjadi negara termiskin di Asia Tenggara. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya angka PDB dan PDB per kapita di Myanmar. Selain itu, tingkat kemiskinan di Myanmar mencapai 37,5%. Banyaknya konflik-konflik internal yang terjadi di Myanmar seakan menjadi penghalang negara ini untuk meningkatkan perekonomiannya menjadi lebih baik. Lantas dengan adanya MEA, bagaimana pengaruhnya terhadap perekonomian Myanmar?  

Perbandingan PDB dan PDB per kapita 2014-2022

PDB dan PDB per kapita suatu negara menunjukkan bagaimana keadaan perekonomian di negara tersebut terjadi peningkatan ataukah penurunan. Bagaimanakah keadaan perekonomian di Myanmar dari tahun 2014-2022? Menurut data dari World Bank, tabel diatas menunjukkan pertumbuhan ekonomi di Myanmar sejak setahun sebelum MEA hingga 2022.

Dari tabel diatas, dapat kita lihat pertumbuhan perekonomian di Myanmar perlahan meningkat (kecuali 2021 akibat kudeta militer) walaupun tidak signfikan. Kudeta yang terjadi di Myanmar pada tahun 2021 menyebabkan perekonomian negara tersebut jatuh namun berhasil sedikit pulih pada tahun 2022. Tentu saja dengan angka tersebut tidak menjadikan negara Myanmar serta merta berhasil meningkatkan perekonomiannya. Myanmar masih jauh tertinggal dengan negara-negara di kawasan lainnya.

Proyeksi Perekonomian Myanmar di 2023-2024

Konflik internal di Myanmar menyebabkan pertumbuhan ekonomi di negara ini tersendat dari negara-negara lain di ASEAN. Kenaikan kecil di penghujung 2023 diprediksikan terjadi sebesar 3,0%. Hal ini diungkapkan oleh World Bank pada 12 Desember 2023  silam karena stabilitas dalam negeri Myanmar belum sepenuhnya pulih sehingga menyebabkan naiknya tingkat inflasi.  

Perekonomian Myanmar diproyeksikan akan meningkat hanya 1% pada Maret 2024. Konflik dalam negeri menjadi alasan utama mengapa hal ini terjadi. Jikapun tak terjadi konflik, pertumbuhan ekonomi di Myanmar pun diperkirakan akan tetap stagnan tanpa ada tanda-tanda pertumbuhan pesat. Beberapa faktor yang menyebabkan hal ini adalah rendahnya tingkat pendapatan rumah tangga, tingginya harga barang di pasar karena akses impor dibatasi, dan rendahnya tingkat investasi asing.

Apakah MEA efektif bagi Myanmar?  

MEA secara resmi baru memasuki tahun kesepuluh pada 2025. Implementasi MEA masih belum menunjukkan perubahan yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Myanmar. Selain itu, konflik internal akibat kudeta militer di Myanmar juga menjadi alasan utama lambannya pertumbuhan ekonomi di negara ini. Bahkan lebih parahnya lagi, Myanmar satu-satunya negara di kawasan ASEAN yang belum sepenuhnya pulih dari efek pandemi COVID-19. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline