Lihat ke Halaman Asli

Rafa Zahira

Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jakarta II

Meningkatkan Kinerja Teknisi Elektromedis Melalui Pembentukan Pribadi Positif

Diperbarui: 30 Oktober 2024   11:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

1. Pengertian Profesi Elektromedis

Profesi elektromedis adalah bidang pekerjaan yang berfokus pada pemeliharaan, perbaikan, kalibrasi, dan pengelolaan peralatan medis elektronik di berbagai fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit, klinik, laboratorium, dan pusat kesehatan. Teknisi elektromedis bertanggung jawab memastikan bahwa semua perangkat medis untuk diagnosis, perawatan, dan pemantauan pasien berfungsi dengan baik dan aman.

Tugas utama teknisi elektromedis meliputi:

  • Pemeliharaan preventif: Memastikan alat tetap dalam kondisi optimal untuk mencegah kerusakan.
  • Kalibrasi: Menjaga akurasi pengukuran alat medis.
  • Perbaikan: Mengatasi kerusakan dan malfungsi alat.
  • Pengujian dan pengawasan: Memastikan alat medis memenuhi standar keselamatan dan efisiensi.
  • Pengelolaan inventaris: Membantu pengadaan dan pemeliharaan stok peralatan medis.

Alat-alat yang ditangani oleh teknisi elektromedis mencakup mesin EKG, defibrillator, ventilator, rontgen, hingga perangkat canggih seperti MRI dan CT scan. Keberhasilan teknisi dalam menjaga kondisi alat berpengaruh langsung pada keselamatan pasien serta akurasi diagnosis dan perawatan yang diberikan.

2. Etika Profesi dalam Bidang Elektromedis

Etika profesi dalam bidang elektromedis adalah pedoman moral dan perilaku yang harus dipatuhi oleh para profesional. Karena elektromedis bekerja dengan alat-alat medis yang vital, penerapan etika sangat penting untuk menjamin keselamatan pasien dan mempertahankan kepercayaan publik terhadap layanan kesehatan.

Prinsip-prinsip etika yang harus dipegang oleh teknisi elektromedis meliputi:

  1. Tanggung jawab: Setiap tindakan dan keputusan harus fokus pada keselamatan pasien.
  2. Integritas: Bekerja dengan jujur dan menghindari manipulasi informasi.
  3. Kerahasiaan: Menjaga privasi data pasien dan fasilitas kesehatan.
  4. Kompetensi: Terus belajar dan mengikuti perkembangan teknologi medis.
  5. Kerja sama: Menjalin komunikasi yang baik dengan tim medis untuk memastikan alat berfungsi optimal.

3. Hubungan antara Etika Profesi dan Ciri Pribadi Berkembang dalam Elektromedis

Etika profesi dan ciri pribadi berkembang saling melengkapi dalam membentuk kualitas tenaga elektromedis yang kompeten dan bertanggung jawab. Selain keterampilan teknis, teknisi elektromedis perlu memiliki karakter yang berkembang secara positif agar dapat menjalankan tugasnya secara etis dan profesional. Ciri-ciri seperti tanggung jawab, kedisiplinan, empati, dan ketegasan sangat penting dalam menghadapi tantangan pekerjaan.

4. Penerapan Ciri Pribadi Berkembang dalam Bidang Elektromedis

Dalam dunia elektromedis, teknisi sering bekerja di bawah tekanan, terutama saat menangani peralatan yang mengalami kerusakan mendadak. Berikut adalah beberapa ciri pribadi yang penting dalam profesi ini dan contoh penerapannya:

1. Sikap Mental Positif

Sikap optimis dan fokus pada solusi membantu teknisi tetap tenang saat menghadapi masalah. Teknisi yang memiliki sikap mental positif cenderung terbuka terhadap inovasi dan terus belajar, meskipun bekerja dengan alat yang semakin canggih.

Contoh: Ketika perangkat EKG rusak secara tiba-tiba, teknisi dengan sikap positif tidak menyerah dan segera mencari solusi melalui analisis atau berdiskusi dengan rekan kerja.

2. Tanggung Jawab

Tanggung jawab berarti memastikan setiap alat yang diperbaiki atau dikalibrasi sudah aman digunakan. Kesalahan dalam pekerjaan bisa berdampak serius, sehingga teknisi harus sangat teliti.

Contoh: Setelah kalibrasi defibrillator, teknisi memastikan alat diuji dan berfungsi dengan baik sebelum diserahkan kembali ke tim medis.

3. Objektivitas

Keputusan yang diambil teknisi harus berdasarkan fakta dan data, bukan emosi. Sikap objektif penting agar setiap tindakan tepat sasaran dan dapat dipertanggungjawabkan.

Contoh: Saat menghadapi keluhan tentang kinerja alat MRI, teknisi memeriksa log error dan melakukan pengujian komprehensif untuk menentukan penyebab masalah.

4. Kendali Diri

Kendali diri memungkinkan teknisi tetap tenang saat bekerja di bawah tekanan. Ini penting terutama saat kerusakan terjadi dalam situasi kritis, seperti selama operasi.

Contoh: Jika ventilator mengalami kegagalan saat operasi, teknisi harus tetap fokus untuk segera memperbaiki atau mengganti alat agar operasi tidak terganggu.

5. Ketegasan

Teknisi elektromedis harus berani mengambil keputusan penting demi keselamatan pasien, bahkan jika keputusan tersebut tidak populer.

Contoh: Jika alat medis dinyatakan tidak aman, teknisi harus tegas menyarankan agar alat tersebut tidak digunakan, meskipun ada tekanan untuk tetap memakainya.

6. Tenggang Rasa

Tenggang rasa membantu teknisi bekerja sama dengan baik dengan tim medis dan pasien. Memahami kebutuhan orang lain menciptakan lingkungan kerja yang harmonis.

Contoh: Saat melakukan perawatan rutin di ruang rawat inap, teknisi menunjukkan tenggang rasa dengan menyesuaikan waktu agar tidak mengganggu aktivitas medis atau istirahat pasien.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline