Lihat ke Halaman Asli

Celana Kolor

Diperbarui: 22 Januari 2023   11:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Pagi ini dendi mulai berangkat sekolah dengan semangat yang tinggi. Motivasi belajarnya kembali tumbuh dikarenakan pak Rafat yang telah merubah mindset nya mengenai tujuan belajar dan keberkahan sebuah ilmu.

Dendi awalnya adlah anak yang suka bolos sekolah. Laporan wali kelasnya mengatakan bahwa dalam 1 minggu dendi hanya masuk ke sekolah 1 atau 2 kali saja, sisanya membolos.

Orang tua Dendi mengatakan jika dia selalu berangkat dari rumah setiap hari, namun saat pak Rafat menyampaikan kebenaran kepada orang tua Dendi melalui telephone genggam, orang tua Dendi sangat terkejut dan mengerutkan dahinya.

"Dendi apa yang kamu lakukan selama ini, kenapa kamu sering bolos sekolah" Ucap ayah Dendi kepadanya. Bukannya menjadi jera. Dendi justru semakin malas pergi kesekolah. Menurutnya ngapain capek-capek ke sekolah. Di sana membosankan dan tidak asyik katanya.

Akhirnya pak Rafat yang juga sebagai guru BK melakukan kunjungan ke rumah Dendi. Dendi yang masih tidur dibangunkan oleh orangtuanya untuk menemui pak Rafat.

Dengan mengucek mata dia bangun dan berjabat tangan dengan pak Rafat sambil mencium tangan pak Rafat. "Dendi kenapa kamu malah jadi tidak mau ke sekolah lagi" ucap pak Rafat heran. Setelah Dendi mengatakan alasannya pak Rafat menjadi paham dan mencoba memberikan pengertian kepada Dendi.

Menggunakan miracle words pak Rafat melakukan konseling dengannya. Beliau bertanya kepada Dendi "Apakah kamu punya cita-cita" tanya pak Rafat. Dendi menjawab iya punya. "Apakah kamu punya tujuan hidup" Dendi kembali menjawab iya punya. "Aku punya cita-cita menjadi teknisi pada sebuah perusahaan dan tujuanku adalah menjadi teknisi hebat di sana.

"Wah itu cita-cita luar biasa dan tujuan yang hebat, namun apakah itu bisa diraih dengan cara kamu sekarang ?" Pak Rafat kembali bertanya. "Tentu tida, namun saya merasa sangat bosan di sekolah. Mungkin saya akan menunggu tahun depan lagi untuk sekolah" jawab Dendi.

"Oke itu tidak masalah, namun nampaknya keinginan kamu bisa saja dikejar oleh orang lain yang memiliki start dan persiapan yang matang sejak dini". Pernyataan itu membuat Dendi termenung. Kemudian dia berkata dalan hati "Benar juga ya, kalau aku santai-santai nanti keburu diambil orang lain cita-citaku".

"Apakah masih ada kesempatan buatku pak" tanya Dendi. Tentu saja, kembalilah ke sekolah dan kita akan memulainya dengan lembaran baru.

Paginya Dendi berangkat ke sekolah dengan semangat. Setibanya di sekolah dia heran kenapa semua orang melihatnya. Kemudian pak Rafat lewat dan bertanya. "Dendi bapak senang kamu bisa kembali ke sekolah, tapi apakah kamu tadi pagi sudah mengecek kerapian di rumah" ucap pak Rafat. "Tentu sudah pak, memang apa yang terjadi".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline