Lihat ke Halaman Asli

Rafa Salama

Mahasiswa Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah

Kisah Inspiratif Mahasiswa Perantau Penerima Beasiswa BAZNAS 2021

Diperbarui: 27 Desember 2021   19:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nadilla Siregar merupakan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prodi Akuntansi. Ia merupakan salah satu dari 1121 mahasiswa yang mendapatkan beasiswa BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) tahun ini. BAZNAS yaitu lembaga yang mengelola zakat secara nasional dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Agama. Berikut kisah hidup Nadilla hingga ia bisa mendapatkan beasiswa BAZNAS dengan kategori Beasiswa Cendekia BAZNAS Angkatan Ketiga yang penulis ketahui melalui wawancara dengannya.

Nadilla Siregar atau yang akrab disapa Dilla berasal dari Riau dengan asal sekolah dari Pondok Pesantren Musthafawiyah Sumatera Utara. Suatu kebanggaan tersendiri untuk dirinya bisa merantau di Jakarta dalam rangka untuk menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tentu itu semua terjadi karena adanya restu dari sang ibu dan bapak. 

Meskipun ia berasal dari keluarga yang kekurangan dalam segi ekonomi, tetapi tekadnyaa untuk menuntut ilmu dan merubah nasib dirinya sendiri beserta keluarganya perlu diacungi jempol. Bapak Nadilla adalah seorang pekerja batu dan ibunya adalah ibu rumah tangga. Hasil upah yang didapatkan Bapak Nadilla yaitu sebesar Rp.1.000.000 dalam dua minggu, tentu itu termasuk nominal yang kecil karena Bapak Nadilla harus membiayai kelima anak-anaknya.

Meskipun berada dalam keluarga yang tidak bergelimangan harta, tak membuatnya patah semangat dalam menuntut ilmu. Justru karena keadaan tersebut, semangat Nadilla untuk menuntut ilmu sangat tinggi ini terbukti dari cara  yang ia lakukan dalam meringankan beban ayahnya. Pada Semester 1 ia memutuskan untuk tinggal Asrama Mabad Rusunawa yang berada dalam naungan UIN Syarif Hidayatullah.

Pandemi covid-19 melanda Indonesia, membuat Nadilla memutuskan untuk kembali ke kampungnya yaitu Riau. Ketika berada di kampung halaman pun, Nadilla tetap menebar manfaat. Untuk mengisi kekosongan waktu, Nadilla memanfaatkannya untuk belajar serta mengajar tadarus Al-Qur’an adik-adik di sekitar kampungnya dan mengikuti kegiatan  ceramah bergilir serta mengikuti kegiatan ekstra kampus.

Pandemi membawa dampak yang besar terhadap perekonomian masyarakat Indonesia. Termasuk keluarga Nadilla, perekonomian keluarga Nadilla semakin menurun. Susah mendapatkan pekerjaan menjadi faktor utama semakin berkurangnya pendapatan orangtua ditambah adanya kekurangan di kampungnya yaitu terbatasnya jaringan internet. 

Akhirnya ia memutuskan untuk meminta tolong saudaranya untuk tinggal di rumah saudara yang berada di kota agar dapat mengurangi beban orangtuanya. Setelah berada selama sebulan dirumah saudaranya, saudaranya mengabari bahwa Pemerintah Riau mengadakan pemberian beasiswa, Nadilla pun mencobanya dan lolos seleksi dan beasiswa tersebut berakhir pada tahun 2021 ini.

Kemudian saudaranya memberikan kabar ke Nadilla bahwa BAZNAS membuka beasiswa untuk mahasiswa dalam negeri, disaat ia mendapatkan informasi tersebut ia berpikir BAZNAS adalah sebuah lembaga sosial umat islam yang dapat mengembangkan ekonomi umat Islam. Kemudian ia melihat situs web dari Lembaga Beasiswa BAZNAS ketika ia melihat web tersebut ia mengatakan “wah, Subhanallah ternyata lembaga ini membawa banyak perubahan terhadap ekonomi islam, kemudian saya kaitkan lagi denga mata kuliah yang sedang saya jalani yaitu akutansi perbankan syariah, ternyata denga Zakat, Infaq, Shadaqah dan Wakaf itu bisa memberikan perubahan yang sangat signifikan tetapi sayangnya tenaga keuangan dalam syariah dan akuntasinya sangat minim sampai saat ini, bahkan saya juga melihat seperti lembaga islam lainnya lebih diaudit/diperiksa oleh non muslim”

“coba dulu deh manatau ini jalan rezeki dari Allah, seandainya tidak dapat beasiswanya,  ya sudah setidaknya saya tau bahwa BAZNAS seperti apa.” Ujarnya ketika memutuskan untuk mendaftar Beasiswa Cendekia BAZNAS.

Ia akhirnya menelepon kedua orang tua nya yang berada di kampung untuk mengurus berkas-berkas yang diperlukan untuk seleksi berkas dan mulai menulis essay yang diperintahkan untuk melengkapi berkas-berkas yang akan dikirimkan. Setelah berkas dikirim, ia mengatakan bahwa ia sangat antusias dalam menunggu pengumuman. Hingga pengumuman itu pun tiba, ia lolos dalam seleksi berkas. Proses selanjutnya yaitu wawancara yang berlangsung selama 2 tahapan.

“Usaha tidak mengkhianati hasilnya,” ujar Nadilla ketika ia melihat pengumuman bahwa ia lolos dan menjadi bagian Mahasiswa yang mendapatkan Beasiswa Cendekia BAZNAS. Betapa bahagianya ia ketika mengetahui hal tersebut lalu ia mengabari orang tua nya. Kedua orang tua Nadilla sangat bersyukur dengan beasiswa ini sebagai penolong untuk kelangsungan pendidikan Nadilla.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline