Pada jaman kini, karya-karya musik terasa seperti diproduksi di pabrik. Jika kita mendengar lagu-lagu sekarang, kita terkadang merasa bahwa lagu yang kita dengarkan itu tidak asing, seperti pernah diputar sebelumnya. Mengapa demikian?
Musik sudah ada semenjak jaman manusia purba Paleolitikum. Manusia mendengarkan musik untuk meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan juga emosional dirinya. Tentunya, jenis musik itu sesuai dengan preferensi masing masing orang. Namun, artikel ini membahas mengenai mengapa musik jaman sekarang mempunyai sifat "Seragam" atau mirip dengan satu sama lainnya, bukan mengenai preferensi orang orang yang subjektif.
Seiring waktu berjalan, genre atau jenis musik yang ada semakin bertambah. Pada abad ke-19, musik mulai populer dengan adanya yang sekarang kita kenal sebagai classical, dimana para composer ternama seperti Richard Wagner dan Giuseppe Verdi. Musik-musik pada jaman ini banyak yang rumit dari key signatures, tempo, dan semacamnya. Akibat dari ini, karya musik yang dihasilkan sangatlah indah dan masih dikenang sampai saat ini. Contohnya adalah Symphony No. 9 in D minor, Op. 125 karya Beethoven yang diadaptasi dari puisi Jerman yang berjudul Ode to Joy.
Pada sisi pembuatan dan distribusi, karya musik jaman sekarang bersifat "seragam" karena kemajuan teknologi dan aksesibilitas yang luas memungkinkan musisi untuk dengan mudah membuat, mempublikasikan, dan mempromosikan musik mereka. Hal ini menyebabkan penyebaran musik yang lebih cepat dan luas, memicu adopsi gaya dan tren yang seragam di kalangan musisi.
Selain itu, berbagai platform digital seperti Spotify atau Apple Music juga memainkan peran penting dalam menyebarkan musik secara efektif, mengarah pada homogenitas (persamaan macam) dalam kualitas dan kuantitas musik yang diproduksi dan dikonsumsi oleh masyarakat saat ini.
Pada sisi musiknya sendiri, karya musik jaman sekarang kebanyakan tidak memiliki key change (modulasi) atau pergantian kunci yang dapat mengangkat lagu itu secara emosi. Menurut Dalla Riva, pergantian kunci atau menggeser tangga nada dasar sebuah lagu adalah alat yang digunakan di seluruh genre musik untuk "menyuntikkan energi" ke dalam sebuah lagu. Contoh key change ada pada lagu "Livin' on a Prayer" oleh Bon Jovi dimana di akhir lagu, kunci berubah dari G menjadi B♭ (B flat).
Namun, tidak semuanya butuh key change untuk membuat sebuah lagu itu indah dan emosional. Majoritas dari musik klasik tidak memiliki key change namun mereka masih dikenang sampai sekarang. Karena karya-karya musik jaman sekarang lebih di produksi secara kuantitas, maka kualitas akan turun. Ini berupa akibat dari mengapa musik pada era modern ini bisa dibilang bersifat seragam.
Simpulannya, fenomena "seragam" dalam musik pada jaman kini disebabkan oleh beberapa faktor utama seperti kemajuan teknologi dan aksesibilitas yang luas memungkinkan musisi untuk dengan mudah membuat, mempublikasikan, dan mempromosikan musik mereka, yang memicu penyebaran musik yang lebih cepat dan luas. Kedua, platform digital memainkan peran penting dalam menyebarkan musik secara efektif, yang mengarah pada homogenitas dalam kualitas dan kuantitas musik yang diproduksi dan dikonsumsi oleh masyarakat saat ini.