Lihat ke Halaman Asli

Rafael_STPKSTUDENT

Saya menyukai dunia semi literasi

"Satu Tungku Tiga Batu": Kekhasan Kota Fakfak dalam Tatanan Kehidupan Sosial

Diperbarui: 12 November 2021   06:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk sosial yang hidup saling berdampingan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain.
Tidak adanya manusia yang dapat hidup dengan "mengandalakan" dirinya sendiri.
"No man is an island"-John done.
Tidak ada manusia yang dapat hidup seperti pulau.
Manusia hidup membutuhkan orang lain: saya makan hari ini karena adanya orang lain, saya berpakaian karena adanya orang lain.
Dalam mencapai suatu keharmonisan dalam kehidupan sosial maka toleransi menjadi suatu komitmen yang harus dimiliki oleh setiap manusia.

Kota Fakfak merupakan satu kota yang terletak di indonesia timur, papua barat.
Kota fak-fak menjadi salah satu kota dengan kehidupan toleransi yang sangat kuat, toleransi terhadap segala aspek kehidupan entah terhadap agama, ras, budaya dan lain sebagainya.
Kota Fakfak memiliki filosofi "Satu Tungku Tiga Batu". Hal ini bukan merupakan suatu keputusan, kesepakatan pemerintah yang memaksakan setiap warga masyrakat untuk bertindak demikian akan tetapi hal ini merupakan suatu kebiasaan manusia Fakfak  yang turun temurun tertanam kuat dalam hati. 

Dari kebiasaan inilah yang kemudian disepekati menjadi motto kota Fakfak.
Salah satu contoh mengenai toleransi, toleransi beragama ialah ketika diadakannya suatu pembangunan mesjid maka semua orang dari setiap agama yang ada, berpartisipasi dalam melancarkannya tanpa memandang dari sudut apapun. Adapun jika, pada saat dikenangnya momentum injil masuk ke kota Fakfak maka yang berpartisipasi didalamnya bukan hanya Agama Kristen Katolik melainkannya juga dari agama sebelah yang berpartisipasi secara "sukarela" bukan karena tekanan tertentu.

Kota Fakfak dengan kekhasannya tidak bermaksut untuk menunjukan bahwa mereka lebih baik dibandikan dengan kota/kabupatennya lainnya di Papua khususnya Papua Barat tetapi karena kesadaran yang telah lahir dari hati bahwa manusia telah diciptakan untuk saling melengkapi. Manusia diciptakan dengan banyak perbedaan sehingga dengan toleransi suatu kehidupan dapat berjalan efektif tanpa memicu terjadi konflik-konflik yang tidak diinginkan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline