Lihat ke Halaman Asli

Nyepi, Hari yang Belum Dimaksimalkan Beberapa Orang

Diperbarui: 2 Maret 2022   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nyepi adalah hari raya umat Hindu yang dilakukan setiap Tahun Baru Saka. Pada tahun ini, Hari Raya Nyepi jatuh pada Kamis, 3 Maret 2022. Nyepi berasal dari kata sepi (artinya sunyi, senyap). Pada Hari Raya Nyepi, umat Hindu akan berdiam diri dan tidak melakukan kegiatan seperti biasa. 

Ini dilakukan dengan tidak menyalakan lampu, listrik, berbicara, berangkat kerja atau sekolah dan hal-hal lainnya yang bisa menimbulkan suara atau menunjukkan tanda kehidupan selama hari raya berlangsung. 

Saat Nyepi, internet akan dimatikan kecuali di objek objek vital. Aktivitas sunyi ini dilakukan karena hari raya Nyepi ini dipercaya memiliki tujuan untuk mengelabui setan-setan yang ada, dengan berpura-pura untuk “tidak ada kehidupan” selama seharian penuh agar setan-setan pembawa bencana atau petaka dapat pergi.

Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta).

Kegiatan Nyepi dimulai dari pukul 06.00 pagi hingga 06.00 pagi keesokan harinya. Di Bali sendiri, sebagai kota dengan penganut agama Hindu terbanyak di Indonesia pelaksanaan Nyepi lebih khidmat lagi karena semua kegiatan ditiadakan, termasuk pelayanan umum, seperti Bandar Udara Internasional pun tutup, namun tidak untuk rumah sakit.

Aku mulai pindah ke Bali dari Jepara, Jawa Tengah sejak usia 3 bulan. Sebagai seorang muslim, Bali merupakan tempat yang sangat damai dan tenang dalam urusan hubungan dan toleransi umat beragama menurutku. Setiap sedang dilaksanakan sholat Jumat, tidak jarang di setiap masjid, ada pecalang/polisi adat Bali yang turut membantu untuk menertibkan dan mengamankan kegiatan ibadah sholat Jumat. 

Bahkan, hasil penelitian yang dilakukan oleh Maarif Institute tentang Indeks Kota Islami (IKI) pada awal Januari 2014 hingga Maret 2016 menunjukkan bahwa Denpasar merupakan kota paling Islami jika diukur dari tingkat keamanan, kesejahteraan dan kebahagiaan warganya.

Pengalamanku saat hari raya Nyepi sebagai muslim yang sudah ku rasakan lebih dari puluhan tahun adalah bahwa hari raya Nyepi merupakan momen penting untuk membersihkan dan mendetoks pikiran dan otak. Karena, saat Nyepi internet akan dimatikan dan penggunaan peralatan listrik akan dikurangi sesedikit mungkin, sehingga kita akan lebih menikmati dan menghayati kehidupan realita dunia nyata ketimbang dunia maya atau istilah kerennya lebih mindfulness. 

Biasanya saat Nyepi, screen time hpku bisa jauh lebih rendah bahkan nihil daripada hari biasanya dan itu merupakan momen yang sangat langka di era dunia modern saat ini. Riset terbaru dari App Annie menobatkan Indonesia sebagai negara yang paling lama menghabiskan waktu bermain handphone (HP) setiap harinya. 

Dalam laporan bertajuk "Consumers in Three Countries Now Spend More than 5 Hours a Day in Apps", orang Indonesia dianggap terlalu banyak menghabiskan waktu untuk aplikasi smartphone setiap hari selama kuartal III 2021. 

Riset tersebut mengeklaim bahwa orang Indonesia menghabiskan 5,5 jam setiap hari untuk bermain aplikasi HP. Saat Nyepi, kita bisa melakukan smart phone detoks/tidak menggunakan hp dalam sehari, dan hasilnya adalah hari kita akan terasa lebih panjang sehinga bisa kita manfaatkan dengan maksimal dan juga kita bakal merasa lebih rileks dan nyaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline