Cerpen adalah salah satu bentuk karya sastra atau prosa yang bersifat menuturkan dan biasanya dikemas menggunakan bahasa yang mudah dipahami juga memiliki jalan cerita yang bisa dibilang singkat atau pendek. Pada artikel ini, kita akan menganalisa unsur intrinsik cerpen. Unsur ini biasanya langsung ditunjukkan di dalam cerpen secara nyata. Berbeda dengan unsur eksrinsik cerpen. Untuk mencari unsur ekstrinsik, kita harus menganalisa dan memahami terlebih dahulu isi dari cerpen. Cerpen yang akan kita bahas dan analisis adalah cerpen fiksi yang berjudul “Paradoks”. Berikut kutipan unsur intrinsik cerpen tersebut.
Tema
Tema adalah gagasan pokok dalam suatu cerita. Dalam cerpen ini, dapat disimpulkan bahwa temanya adalah kehidupan seorang ilmuan. Kita dapat menemukan bukti-bukti yang kuat. Contohnya, “Aku benar-benar mengagumi sosok ayahku. Ia adalah seorang ilmuan yang sangat terkenal di dunia ini. Ia menjadi panutanku karena dulu aku sangat ingin menjadi terkenal seperti dia. Ia juga adalah salah satu anggota dari ZOGO. Divisi sains asal Indonesia sekaligus yang paling hebat di dunia. Divisi ini tidaklah terkenal seperti NASA atau yang lainnya. Tapi meskipun begitu, dunia meyakini bahwa ZOGO adalah satu-satunya divisi sains yang paling hebat.”
Alur
Alur adalah jalan peristiwa terjadinya cerita. Alur dibagi menjadi 3, yaitu alur maju, alur mundur, dan alur campuran. Dalam cerpen ini, penulis menggunakan alur maju. Tidak perlu diberi alasan kenapa, semua pembaca yang telah membaca cerita ini pasti juga bisa menyimpulkannya.
Tokoh dan penokohan
Tokoh adalah orang atau peran yang ada dalam cerita. Sedangkan penokohan adalah sifat para pelaku dalam cerita. Kita dapat menemukan secara langsung penokohan baik melalui gaya bahasa tokoh, gerak gerik tokoh, ataupun langsung dinyatakan langsung oleh pengarang.
Aku (Darka) :
- Humoris à Seorang mahasiswa yang cukup populer di kampus namun sepertinya biasa saja untuk kalangan dunia. Hahaha.
- Setia kawan à Tapi, ada 1 hal yang tidak berubah. Yaitu persahabatanku dengan Dana dan Desyca.
- Rasa ingin tahu yang tinggi à Aku penasaran mengapa masih berfungsi 100%, setelah 14 tahun sudah berlalu. Harusnya sudah tidak bisa nyala, tetapi ini masih dapat bekerja dengan sangat baik.
- Antusias à Tiba-tiba ada batu beserta kertas bertuliskan “Kau tidak tahu apa yang sedang kau kerjakan” lama kelamaan aku penasaran siapa ini, tapi karena terlalu fokus dan bersemangat dengan mesin waktu ini.
- Sombong à . Aku sudah seperti Tuhan, yang bisa melakukan apa saja yang aku inginkan. Lalu aku kembali menyusun rencana untuk kedepannya.
- Egois à Aku akan melakukannya sendirian. Aku tidak membutuhkan teman-temanku.
- Tidak berpendirian à Tersirat dalam teks
Ayah Darka :
- Lemah lembut à“Hahaha. Ternyata kau sudah besar nak, kau sangat mirip denganku. Dan juga kau telah menyelesaikan mesin waktuku.” Ucapnya lembut sambil sesak
- Bijaksana à “Tidak apa… nak. Aku tau… kau ke sini… karena… aku sudah meninggal. Tapi… ada satu hal pasti… yang harus kau tau. Engkau… tidak… bisa… mengubah… tak…dir…” Setelah ia mengatakan itu, ia menutup matanya dan meninggal di pelukanku.
Dana :
- Setia kawan à Tapi, ada 1 hal yang tidak berubah. Yaitu persahabatanku dengan Dana dan Desyca. Aku berteman dengan mereka sejak kecil, mereka sudah aku anggap seperti keluarga.
Desyca :
- Setia kawan à Tapi, ada 1 hal yang tidak berubah. Yaitu persahabatanku dengan Dana dan Desyca. Aku berteman dengan mereka sejak kecil, mereka sudah aku anggap seperti keluarga.