Lihat ke Halaman Asli

Raema Yoratian

Journalism Student

Jurnalis Tajam Namun Santun

Diperbarui: 31 Mei 2019   13:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bukan perkara mudah untuk memilih dan merangkai kata-kata supaya rasa kata yang dihasilkan tidak menyinggung siapapun, bahkan untuk topik yang paling sensitif sekalipun. Namun Andy Noya berhasil melakukannya dengan baik.

Jurnalis yang lebih dikenal lewat acara Kick Andy di Metro TV ini sering melontarkan pertanyaan-pertanyaan lugas yang seringkali dianggap sensitif untuk dibicarakan di depan umum. Andy, begitulah ia akrab disapa, terkenal karena kerap mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang lugas bagi para bintang tamunya yang kadang bukanlah orang sembarangan. Beberapa diantara bintang tamu tersebut adalah Jendral (purn) Wiranto, Ahok, B.J. Habibie, hingga Gus Dur.

Andy melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang selama ini masih tersimpan dari publik dengan gaya bicaranya yang santai dan ramah namun lugas. Bahkan Surya Paloh yang menawarinya sebuah program acara talkshownya sendiri mengatakan bahwa Andy memiliki talenta seni berbicara yang unik, tajam namun tak menyakiti orang lain (tokoh.id).

Meskipun beberapa di antara bintang tamu tersebut ada yang enggan menjawab pertanyaan Andy, namun pertanyaan yang dilontarkan tidak terkesan merendahkan maupun meninggikan orang tertentu. Andy memperlakukan setiap tamu di acaranya dengan apresiasi yang sama, tidak lebih dan tidak kurang. Hal tersebut yang membuat acara Kick Andy menjadi salah satu contoh acara yang berimbang.

Andy menjaga keberpihakannya agar tetap berada dalam posisi netral dengan tidak memperlihatkan perlakuan yang berbeda untuk kubu politik yang berbeda. Selain itu ia juga menjaga netralitasnya dengan tidak memperlakukan narasumber menurut kelas sosialnya. Andy tetap menghormati narasumber yang berasal dari kalangan menengah ke bawah sama seperti ia menghormati narasumber dari kalangan menengah ke atas. Hal ini terlihat dari bagaimana ia memperlakukan pejabat negara dan narapidana kelas kakap dengan tetap bersikap santai dan ramah. Dengan mengajukan pertanyaan yang didahului oleh paparan fakta, Andy selalu berusaha mengkonfirmasi suatu informasi pada narasumbernya tanpa menimbulkan kesan memojokkan atau merendahkan.

Sikap Andy Noya dalam memandu acara Kick Andy ini sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik yang dirumuskan oleh Dewan Pers Pasal 1, 2, 3, dan 8. Narasumber pun biasanya diberi kesempatan untuk mengkonfirmasi informasi yang telah dipaparkan Andy,  sehingga informasi yang dihasilkan dapat berimbang.

Hal lain yang membuat Andy Noya pantas dijadikan idola adalah bahwa dalam memandu setiap acara talkshownya tidak sekalipun membahas tentang kehidupan pribadi narasumber kecuali yang berkaitan dengan kepentingan publik. Kepentingan publik yang dimaksud antara lain adalah kisah inspiratif, membangun simpati dan empati, serta untuk keperluan memahami sejarah. Prinsip tersebut juga diterapkan pada Metro TV ketika ia didaulat untuk menjadi pimpinan redaksi pada tahun 2000. Begitu pula ketika ia didaulat untuk kembali ke Media Indonesia tahun 2003 dan merangkap jabatan pimpinan redaksi Media Indonesia dan Metro TV tahun 2006 (tokoh.id, 2011). Ia menjalankan kedua media tersebut sesuai dengan koridor hukum yang berlaku.

Belakangan diakabarkan bahwa Andy sedang merintis medianya sendiri setelah keluar dari Media Group. Ia ingin memiliki medianya sendiri dan berkarya untuk kemanusiaan seperti yang sering ia katakan ketika menjadi narasumber di acara seminar Inklusi, Jakarta (soldier.id, 2017). Andy ingin membangun media yang inspiratif dan mendidik setelah maraknya media dan program yang hanya mengedepankan unsur hiburan. Baginya, membuat tayangan yang mendidik dan inspiratif merupakan kewajiban jurnalis dan insan media. Hal ini sesuai dengan apa yang tertuang dalam Undang-undang no 32 tahun 2002 tentang Penyiaran pasal 36. Meskipun demikian, Andy juga masih dipercaya oleh Surya Paloh untuk menjadi Dewan Penasehat Redaksi di Media Group (tokoh.id, 2011).

Sumber:

Tokoh Indonesia (2011, 8 Februari). Jurnalis Berjiwa Kemanusiaan. Dikutip 6 Mei 2019 dari Tokoh Indonesia.

Fahima, Amalia Dina (2017, 8 Desember). Andy F Noya: Siapa Bilang Difabel tidak bisa Produktif. Dikutip 6 Mei 2019 dari soldier.id.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline