Aku hanya anak biasa saja yang cenderung dipandang sebelah mata. Tapi mempunyai satu impian yang dianggap parcuma bahkan tak berguna yaitu "adil" dari huruf lengkap "keadilan".
"Memangnya masih ada adil di antara keadilan" lalu aku pasif mencari jalan yang harusnya aku lewati hingga habis waktu terang.
Sudah lama rasanya aku tak merasakan keberadaan adil di keadilan itu, aku hanya bisa merasakan dari orang-orang disekitaran dengan mendengar, menghirup hingga sesak tapi bukan adil itu yang aku cari!!. "Adil itu ada" kata teman seraya menepuk pundakku. aku menjawab dengan wajah sedikit muram dan tertunduk lesu "menurutku tak akan pernah nyata"
Lanjut hingga malam dan segera menunjukan kekuatannya dan segala macam rasanya. Malam itu tak gelap, malam itu terang walaupun tak akan pernah membuat kita silau dan menyilaukan. Kembalilah aku dalam lamunan yang entah kapan akan berhenti berujung walau hati kecil menyuruhku untuk duduk sejenak habiskan rasa lelah dan kurangi beban kantuk yang teramat besar. Segera aku melawan fikiran itu seraya menjawab lewat hati kecil ini "AKU" "AKU dan semua yang bernafas dan berhidup harus merasakan Adil dan keadilan hingga sampai penerus nanti merasakan gemah ripah loh jinawi" Semua yang hidup bisa saling jaga, menghormati, mengasihi .
"Itulah adil dalam keadilan menurut aku yang belum ada sampai hari ini".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H