Lihat ke Halaman Asli

Rae Sita Michel

Freelance copywriter & content writer

Berderma Darah

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini adalah suatu peristiwa sejarah bagi saya karena ini adalah pertama kalinya saya berdonor darah. Sebenarnya niat ini sudah ada sejak lama, terlebih ketika menonton acara Kick Andy di studio. Kebetulan tema yang diangkat adalah Blood for Life. Acara tersebut dan beberapa narasumbernya menginspirasi saya untuk donor darah. Kalau bisa rutin. Selain itu, saya ingat dengan salah satu quote dalam hidup saya untuk menjadi berguna bagi orang lain. Salah satu caranya dengan donor darah.

Saat saya berangkat sekolah, ada banner di gerbang bahwa akana ada donor darah di sekolah hari Sabtu, 11 Februari 2012. Memang semenjak beberapa bulan yang lalu YASMA-Yayasan Alumni SMAN 6 Jakarta, setiap beberapa bulan sekali membuat acara donor darah di sekolah. Saat donor darah pertama ada di sekolah saat itu umur saya masih 16 tahun. Niatnya mau ikut, terkendala karena umur. Sekarang umur saya sudah 17 tahun. Sudah bisa ikut donor darah.

Selain di sekolah, gereja juga sering mengadakan donor darah, tapi selalu saja ada halangan bagi saya. Halangan yang paling sering adalah kendala perempuan setiap bulan, menstruasi. Setiap akan melaksanakan niat ini, selalu saja datang bulan.

Akhirnya hari ini saya berhasil juga mendonorkan darah saya. Saya datang sendiri ke sekolah. Kebanyakan disana adalah para alumni SMAN6 Jakarta. Saya rasa, hanya saya yang masih SMA di SMAN 6 Jakarta. Saat melakukan pengecekan, saya hampir tidak dapat mendonorkan darah. Alasannya karena tensi darah saya yang sangat mepet sekali dengan abnormal. Selain itu beberapa hari ini saya tidur hanya 4-5 jam sehari karena belajar dan mengerjakan tugas. Namun, malam sebelum saya donor darah saya tidur selama 8 jam.

Sempat ada keraguan dalam diri saya. Saya tidak suka jika berhubungan dengan jarum. Kemudian saya berpikir, sakitnya hanya sebentar saja. Lagipula ini kan demi kemanusiaan. Banyak orang yang membutuhkan darah. Keinginan saya mematahkan keraguan saya.

Setelah donor darah, seperti biasa diberikan snack. Cukup banyak sncak yang diterima. Kemudian saya berpikir, ternyata ini yang diincar beberapa teman saya jika donor darah. Hahaha... ada-ada saja. Harusnya memberikan darah dengan ikhlas, tapi mengharapkan snack. Yasudahlah, snacknya berarti menarik perhatian remaja yang sering kelaparan untuk mendonor darah.

Setelah berhasil mendonor darah, sebenernya saya juga ingin mendonorkan darah saya untuk para penderita kanker yang membutuhkan beberapa komponen darah. Bukan darah yang biasa. Kurang tahu dan kurang mengerti juga darah seperti apa yang dibutuhkan para penderita kanker, tapi saya ingin membantu orang lain dengan segala apa yang bisa saya lakukan. Donor darah ini juga tidak seperti donor darah biasa yang hanya sebentar. Butuh waktu yang cukup lama untuk donor darah seperti ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline