Lihat ke Halaman Asli

Rae Sita Michel

Freelance copywriter & content writer

SMA 6 Vs Wartawan

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Status saya saat ini adalah siswa SMA 6 Jakarta, tapi dalam hal ini sulit untuk dibilang netral. Mungkin lebih mengarah membela sekolah. Bukan berarti karena konflik yang terjadi melibatkan sekolah saya. Tulisan ini juga merupakan sudut pandang saya. Hari ini, terjadi keributan antara wartawan dengan murid-murid SMA 6. Kejadian ini terjadi bermula pada hari Jumat (16/09). Seperti biasa, SMA 6 dan SMA 70 tawuran. Pada saat kejadian itu berlangsung, kebetulan wartawan Trans 7 meliput kejadian tersebut. Menurut berita-berita yang saya dengar, anak SMA 6 kurang suka diliputnya aksi tawuran mereka. Akhirnya mereka merampas video rekaman tersebut dan melakukan pengeroyokan kepada wartawan tersebut yang bernama Angga Oktaviardi (news.okezone.com). [caption id="attachment_135930" align="aligncenter" width="680" caption="Sejumlah wartawan terdesak saat bentrok dengan siswa SMAN 6, di depan SMAN 6, Bulungan , Jakarta Selatan, Senin (19/9/2011). Kejadian ini bermula saat sejumlah wartawan dari media cetak maupun elektronik melakukan aksi protes berkaitan dengan kasus perampasan kamera video salah satu wartawan Trans 7/Admin (KOMPAS Images/Roderick Adrian Mozes)"][/caption] Karena hal tersebut, akhirnya hari ini wartawan berkumpul di depan SMA 6 untuk meminta pertanggungjawaban sekolah. Kalau bagi saya, sebut saja aksi tersebut adlah demo kepada SMA6. Kejadian ini berlangsung pada saat istirahat ke2 (transisi ulangan pelajaran ke-2 ke ulangan pelajaran ke-3). Pada saat pulang sekolah, anak-anak tidak dapat langsung keluar karena banyaknya wartawan yang mencoba masuk. Para siswa diamankan dengan mengunci gerbang sekolah. Kebetulan saya tidak langsung menuju gerbang karena ingin meminjam buku. Pulang sekolah saat itu, saya tidak langsung pulang, tapi membicarakan suatu proyek film dengan teman di Blok M Plaza. Setelah diskusi selesai, saya kembali keluar menuju sekolah. Pada saat itu, perwakilan dari wartawan melakukan pembicaraan dengan SMA 6 di sekolah. Namun, pembicaraan yang berlangsung baik-baik itu, tidak dibarengi dengan tindakan wartawan dan siswa di luar sekolah. Bentrokan terjadi dan polisi mencoba menenangkan dengan mengeluarkan tembakan di udara. Di rumah, pada saat saya menonton TransTV kebetulan memuat berita tersebut. Oktaviardi, wartawan yang dikeroyok itu menyatakan bahwa yang mengeroyok dirinya diduga adalah siswa SMA 6. Pernyataan diduga itu, menurut saya belum tentu benar. Kalau pernyataannya dengan pasti seperti adalah siswa SMA 6, bisa diterima. Berkumpulnya sejumlah wartawan di depan sekolah menurut saya juga merupakan hal yang agak kurang wajar. Yang bermasalah kan SMA6 dengan wartawan Trans7. Mengapa yang lain jadi ikut-ikutan? Apakah ingin mencari sensasi? Berita yang diliput juga secara subjektif karena lebih mengarah untuk membela si wartawan itu sendiri. Kericuhan ini juga terjadi juga pada saat murid-murid sedang ulangan. Akhirnya terpaksa, diliburkan. Jika seperti ini juga mengganggu kegiatan belajar mengajar para siswa. Para wartawan dengan enaknya mengamankan diri dari UU Pers. Bagaimana dengan para murid? Kita juga dilindungi oleh UU untuk bersekolah. Wartawan tentu sudah lebih dewasa daripada anak SMA, mengapa harus diselesaikan dengan cara bentrokan seperti ini? Seperti anak kecil saja. Apa tidak malu, terpancing oleh anak yang lebih muda? Memang salah dan melanggar kode etik jurnalitik tindakan penganiayaan tersebut, tapi tidak harus heboh seperti ini. Jika benar bahwa yang mengkeroyok adalah siswa SMA 6, bisa ditindak. Tidak perlu ribut-ribut dan semakin memakan korban.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline