"Narsistik" atau "narsisme" adalah karakteristik kepribadian yang ditandai ciri-ciri rasa kepentingan yang berlebihan terhadap diri sendiri, kebutuhan untuk diperhatikan dan diakui, dan kecondongan untuk merasa lebih unggul atau istimewa.
Orang yang memiliki sifat narsistik cenderung memiliki pandangan yang sangat positif tentang diri mereka sendiri. Mereka bisa menjadi terobsesi dengan citra diri mereka dan membutuhkan perhatian dan pengakuan terus-menerus dari orang lain.
(Tidak semua sifat narsistik adalah tanda gangguan kepribadian narsistik. Beberapa tingkat kepercayaan diri dan perhatian pada diri sendiri termasuk normal dalam kadar yang sehat).
Pernyataan bahwa vokalis band selalu seorang yang narsistik adalah sebuah persepsi. Walaupun ada beberapa kasus di mana vokalis memiliki sifat cenderung narsistik, tetapi tidak bisa digeneralisasi untuk semua vokalis atau semua band.
Karena persepsi tersebut sudah menjadi sebuah hal yang kerap dibenarkan secara umum, berikut penulis rangkum beberapa faktor yang memicu persepsi bahwa vokalis band merupakan seorang narsistik.
1. Perhatian Publik yang Lebih Besar
Vokalis seringkali menjadi titik fokus dalam pertunjukan live dan video musik. Mereka harus berinteraksi dengan penonton, memimpin pertunjukan, dan membangun koneksi emosional dengan audiens.
Mereka berada di tengah panggung dan mendapatkan lebih banyak sorotan, sehingga menimbulkan pandangan bahwa mereka seorang yang narsis karena mendapat peran lebih dominan dibanding anggota band yang lain.
2. Tuntutan Profesionalisme
Vokalis sering bertindak sebagai juru bicara utama band dalam wawancara dan interaksi dengan media dan lainnya yang menuntut mereka memiliki keterampilan komunikasi yang kuat dan rasa percaya diri. Hal tersebut bisa saja disalahartikan sebagai narsisme.