Lihat ke Halaman Asli

Marak! Merokok Membahayakan Kehidupan Sosial Murid SMA! Inilah Dampaknya

Diperbarui: 7 Mei 2024   14:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Merokok sudah menjadi sebuah masalah yang mengkhawatirkan dan besar di kehidupan siswa SMA. Hal ini telah menjadi sebuah kebiasaan yang hanya membahayakan kesehatan fisik, tetapi juga membawa dampak negatif terhadap kehidupan sosial mereka. Secara fisik, kandungan nikotin yang menimbulkan kecanduan dalam dari penggunaan rokok. Serta asap yang dihirup oleh perokok menjadi salah satu penyebab terbesar dalam menimbulkan penyakit terhadap paru-paru, jantung, pembuluh darah, dan secara keseluruhan melemahkan sistem imun tubuh.

Secara sosial, kegiatan merokok di antara kalangan remaja SMA membawa berbagai macam dampak negatif dari berbagai aspek. 

  1. Pencitraan dan Stigma. Citra seorang remaja yang masih dibawah umur dan terlibat dalam penggunaan rokok tentu akan membawa citra yang negatif terhadap penampilan dan opini umum terhadap remaja tersebut. Batas umur untuk diperbolehkan membeli dan menggunakan rokok adalah 18 tahun. Sehingga karena ini tindakan merokok sering dihubungkan dengan perilaku nakal, pemberontak, ataupun kurang disiplin. Hal ini menimbulkan sebuah stigma negatif bahwa merokok adalah seorang yang kurang teratur secara kehidupan. 

  2. Hubungan Sosial. Remaja yang merokok terbiasa untuk berbaur dengan teman-temannya yang merokok juga. Hal ini menyebabkan sebuah perbedaan pergaulan antara siswa SMA yang merokok dengan yang tidak. Pada umumnya terjadi sebuah perselisihan antara teman yang merokok dengan yang tidak. Hal ini dikarenakan bau asap rokok yang mengganggu dan berbahaya bagi perokok pasif. Sehingga bagi perokok, hal ini secara sosial membentuk menjadi dua sisi, yakni mereka yang merokok dan mereka yang tidak. Hal ini menjadi sebuah penghalang bagi mereka untuk bergaul dengan orang baru karena citra dan stigma negatif yang dimiliki perokok. 

  3. Perilaku. Asosiasi merokok dengan citra perilaku seorang yang nakal akan menjadi sebuah dorongan pasif bagi perokok remaja untuk mengikuti citra tersebut secara tidak langsung dan secara tidak sadar. Remaja perokok cenderung untuk memiliki sifat-sifat agresif dan impulsif. Citra dan stigma yang buruk ini dapat mempeloncongkan seseorang untuk memiliki sifat yang mencitrakan seseorang yang nakal. 

Banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh penggunaan rokok oleh remaja, namun masih banyak yang melakukannya. Ada berbagai macam faktor yang menyebabkan hal ini. 

  1. Dorongan lingkungan pertemanan. Lingkungan pertemanan dimana mayoritas orang yang berada di pertemanan tersebut menjadi salah satu penyebab utama yang menyebabkan seorang untuk merokok. Tekanan sosial dari teman yang merokok kepada temannya yang tidak merokok seringkali menjadi langkah pertama yang menimbulkan seseorang untuk terjatuh dalam adiksi merokok. 

  2. Wawasan yang kurang luas. Pengetahuan minim mengenai bahayanya merokok dan dampak negatifnya terhadap kesehatan dan kehidupan sosial tidak selalu diketahui oleh penggunanya. Mayoritas orang tidak peduli mengenai apa masalah kesehatan yang ditimbulkan dari merokok, mereka hanya merasakan kenikmatan ketenangan yang dibawa oleh merokok. 

  3. Kurang perhatian orang tua. Dalam masa remaja, orang tua bertanggung jawab dalam mengawasi dan menjaga remaja dari perilaku-perilaku dan kebiasaan buruk. Seseorang anak yang tidak diawasi dengan jelas dan kurang mendapatkan perhatian dari orang tua, memudahkan mereka dalam menjadi lebih mudah terpengaruh dan terjerumus ke dalam kebiasaan merokok. Selain itu, hal ini juga bisa disebabkan oleh pencitraan buruk yang ditimbulkan dari merokok yang bisa menjadi sebuah upaya bagi remaja dalam mencari perhatian orang tua melalui tindakan-tindakan dianggapnya memberontak seperti merokok. 

Solusi terbaik dalam mengatasi masalah merokok di kalangan siswa remaja SMA adalah untuk berbagai macam pihak yakni pihak sekolah, orang tua, masyarakat, dan juga pemerintah untuk kerja sama dalam menerapkan kebijakan dan mengawasi perilaku remaja dengan lebih ketat dan tegas. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline