Lihat ke Halaman Asli

Hikmah Teror Paris: Jangan Musuhi Orang Islam

Diperbarui: 16 November 2015   08:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sekali lagi, tragedi berdarah-darah semacam itu terjadi. Padahal, di kota yang sama, belum genap setahun terjadi pembantaian keji oleh orang-orang bersenapan serbu terhadap para seniman/jurnalis tak bersenjata. Benang merahnya pun semakin terlihat, yaitu bahwa aksi-aksi teror tersebut semuanya (dengan satu perkecualian berupa Anders Breivik, teroris sayap kanan Norwegia) mengusung ideologi yg berambisi menerapkan syariat Islam bagi semua orang.

Untuk mencegah agar tragedi serupa tak terjadi lagi, saya mengajak anda sekalian untuk tidak memusuhi orang Islam. Karena hal seperti itu bagaikan memusuhi anak kecil yang berbuat salah. Sebaliknya, kita justru perlu membimbing orang-orang Islam agar keseluruhan dari mereka mau menyadari dan memahami bagaimana hidup dalam masyarakat modern yang sangat plural ini.

Mereka perlu disadarkan bahwa bukan zamannya lagi menerapkan syariat salah satu agama untuk dijadikan aturan hukum negara yang mengikat semua orang. Mereka perlu disadarkan bahwa bukan zamannya lagi aturan yang menghukum orang-orang yang pindah agama, yang melakukan seks pranikah, ataupun yang menjalani orientasi seksual alternatif.

Mereka perlu disadarkan bahwa bukan zamannya lagi membunuh atas nama agama. Silakan saja sih jika mereka siap mengorbankan nyawa mereka sendiri demi agama mereka. Tapi jelas takkan bisa diterima ketika mereka hendak mencabut nyawa orang lain hanya demi agama mereka. God created humanity, yet human create religions.

Mereka perlu disadarkan bahwa sebagai Islam Sunni, mereka berkewajiban menghormati hak kaum Kristen, kaum Hindu, kaum Buddha, dan agama-agama lain, kaum Islam Syiah, kaum Islam Ahmadiyah, dan aliran-aliran lain, kaum Islam abangan, kaum agnostik, dan keyakinan-keyakinan spiritual lain, untuk menjalani apapun pilihan prinsip hidup, sebagai entitas-entitas yang sederajat dengan mereka. Resapilah kritik Jonathan Swift, satiris Irlandia, "We have just enough religion to make us hate, but not enough to make us love one another."

Ketika semua orang Islam sudah sadar bahwa syariat itu tempatnya di tataran individu, sebagai pilihan bebas untuk dijalankan ataupun tidak dijalankan tanpa sanksi dari manusia manapun, maka ideologi para teroris yang belakangan ini mengorbankan begitu banyak nyawa tersebut bisa dihilangkan, lalu dunia pun bakal jadi jauh lebih damai.

 

Surabaya, 15 November 2015

Pray for Paris

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline