Lihat ke Halaman Asli

Jurusan Pilihan Tuhan untuk Saya

Diperbarui: 31 Maret 2017   01:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Setelah menyelesaikan masa SMA dengan melewati ujian nasional yang begitu dibanggakan oleh negeri ini, maka keinginan semua siswa/i se-Indonesia ialah mendapat kursi di perguruan tinggi negeri (PTN). Termasuk saya yang pada waktu itu juga terus berkunjung ke tempat les bimbingan untuk mengejar satu kursi di PTN setelah kalah dalam jalur undangan.

Namun entah mengapa keinginan dari dalam hati ingin mengambil Teknik Arsitektur di PTN tetapi ketika melakukan pendaftaran online jurusan yang saya cari Teknik Arsitektur di Universitas Udayana tidak terlihat oleh saya. Berkali-kali saya periksa kembali dalam pemilihan jurusan, namun jurusan yang saya inginkan tetap tidak terlihat. Tetapi ada jurusan yang menarik perhatian saya dan membuat saya penasaran yaitu Arsitektur Pertamanan. Saya berpikir karena sama-sama dibidang desain, sehingga saya memilih Arsitektur Pertamanan Universitas Udayana pada pilihan pertama kemudian Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Utara pada pilihan kedua dan Agribisnis Universitas Sriwijaya pada pilihan ke tiga.

Setelah saya mengikuti proses bimbingan belajar selama dua bulan di Kota Medan dan melewati ujian seleksi bersama perguruan tinggi negeri (SBMPTN) tahun 2013, akhirnya saya dapat lolos pada pilihan pertama. Walaupun pada waktu itu banyak sekali teman-teman saya telah gagal dalam mengikuti SBMPTN 2013, saya tetap menyemangati mereka dengan motivasi-motivasi yang mendukung mereka untuk mengikuti jalur masuk perguruan tinggi negeri atau swasta yang lain.

Namun ada yang saya sesalkan ketika melakukan pendaftaran ulang di Universitas Udayana. Pada waktu itu saya bertemu dengan teman yang menang di jurusaan Teknik Arsitektur Universitas Udayana. Dengan penuh kebingungan pun saya mengatakan bahwa jurusan yang saya dapatkan sekarang ini bukanlah pilihan saya, tetapi jurusan pilihan Tuhan untuk saya karena saat pemilihan jurusan pada waktu itu saya tidak menemukan jurusan keinginan saya.

Lalu setelah saya mengikuti proses perkuliahan di Universitas Udayana, saya merasakan perbedaan proses pembelajaran di masa SMA dengan di perkuliahan. Dimana pada pada masa SMA segala sesuatu telah dipersiapkan oleh pihak sekolah dalam proses pembelajarannya. Sedangkan dalam proses perkuliahan sangat jauh berbeda, segala sesuatunya dimulai dari dosen pengajar, materi, tugas, dan ruang kelas saya harus mencari sendiri. Sehingga saya butuh adaptasi yang cukup lama dalam proses perkuliahan saya ini.

Sempat saya berpikir untuk pindah kampus dan jurusan, tetapi ada senior saya di Organisasi Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia lulusan Arsitektur Lanskap Institut Pertanian Bogor mengatakan bahwa jurusan yang saya jalani saat ini merupakan jurusan yang sangat dibutuhkan saat ini dan sangat bergengsi di tingkat Internasional. Terkhusus di Pulau Bali sendiri arsitektur pertamanan sangatlah dibutuhkan, karena sangat banyak hotel, resort, taman kota, perumahan yang membutuhkan taman yang sangat mendukung nilai jual mereka. Ditambah lagi saat ini Indonesia hingga 40 tahun kedepan sedang fokus kepada penghijauan kota, sehingga lulusan arsitektur lanskap sangatlah dicari sekarang ini.

Saat ini saya sudah menyelesaikan 5 semester dan sekarang sedang menjalani proses semester 6. Untuk biaya hidup di Bali, biaya 1 juta per bulan dari orangtua tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan kampus saya. Sehingga saya harus berfikir kreatif untuk menghasilkan uang saku tambahan. Sampai saat ini saya sudah sering melakukan pekerjaan kreatif di Bali ini mulai dari mengikuti kerja harian di hotel, membuka usaha pembuatan rak buku dan hiasan dinding, dan membuka jasa travel. Dengan menjalankan pekerjaan tersebut cukup membantu menghasilkan uang saku tambahan. Ditambah lagi dengan lokasi saya yang saat ini berada diBali sangat mendukung untuk pekerjaan tersebut.

Untuk rencana saya kedepan setelah saya wisuda, saya ingin bekerja sementara waktu di perusahaan pertamanan di Indonesia. Dan dalam waktu tertentu saya ingin kembali ke Danau Toba untuk membuka usaha sendiri, yaitu usaha pertamanan dan jasa travel di Danau Toba. Mengingat saat ini Danau Toba sedang dalam proses perbaikan dan difokuskan menjadi destinasi wisata internasional. Jadi dengan melakukan dan menyiapkan perencanaan yang baik dimulai dari sekarang, mudah-mudahan target yang sedang saya siapkan saat ini dapat terwujud dengan baik.

Namun segala usaha yang telah saya lakukan selama ini tidak dapat tercapai apabila saya tidak mendekatkan diri dan meminta kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebab segala sesuatunya akan berasal dari Dia dan melalui Dia-lah kita akan menerimanya. Begitu juga dengan perencanaan yang saat ini sedang saya persiapkan tidak akan dapat terwujud nantinya, apabila saya tidak mendekatkan diri dan meminta kepada-Nya. Begitu pula dengan pesan orangtua saya dari  tanah kelahiran saya ialah jangan sampai melupakan berdoa dan mengucap syukur kepada Tuhan Sang Juru Slamat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline