Lihat ke Halaman Asli

Doa Bukan Daftar Permintaan

Diperbarui: 16 Juni 2016   13:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh: Radius Pane

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapatkannya; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” (Matius 7:7)

Dewasa ini kita manusia sepertinya mengerti dengan dengan ayat alkitab ini, namun sayangnya masih banyak diantara kita yang tidak memahami apa makna yang terkandung didalam ayat alkitab ini. Sehingga tak heran ketika kita jatuh kedalam pencobaan, kita langsung mengingat Tuhan lalu berdoa dan meminta dengan hati yang tulus dan disambut dengan titik-titik air mata yang jatuh membasahi pipi serta berharap permasalahan kita akan sirna bersamaan dengan tenggelamnya sang mentari. Sebuah pengharapan yang selalu diinginkan setiap manusia, sebuah pengampunan tanpa ada pembelajaran yang dicapai. 

Mungkin untuk yang pertama,Tuhan memberi pengampunan seperti itu kepada kita (biasanya pengampunan ini berlaku ketika kita masih kecil). Lalu bagaimana dengan pencobaan selanjutnya ? Sebab pencobaan yang datang berkali-kali akan menguji seberapa besar iman kita kepada-Nya. Bilamana pencobaan datang selanjutnya, tidak mungkin juga kita hanya berdoa kepada Bapa melalui Yesus Kristus, dan berharap permasalahan kita selesai dengan sendirinya. Lalu ketika doa kita tidak dikabulkan, kita langsung kesal dan merasa Tuhan meninggalkan kita ketika kita ditimpa sebuah pencobaan.

Dalam mistisisme Kristen, ada bahasa latin yang menjadi landasan hidup umat Kristen yaitu “ora et labora”yang artinya berdoa dan bekerja. Dimana St. Benediktus pada waktu itu memandang doa dan kerja sebagai satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan . Sehingga diperlukannya suatu tindakan untuk memahami penuh suatu doa yang kita sampaikan kepada-Nya. Bila dipahami lebih mendalam, ternyata jika kita hanya berdoa saja tidaklah cukup agar doa kita dapat terkabulkan. 

Selain kita berdoa, kita harus mengerjakan secara nyata apa isi doa kita. Bila kita tertimpa masalah, kita bukan sekedar berdoa lalu masalah kita selesai (tidak akan pernah terjadi), namun kita harus berdoa dan bertindak langsung untuk menyelesaikan masalah kita itu. Kemudian bila kita menginginkan sesuatu kemudian kita berdoa, permintaan kita tidak akan terwujud sendirinya apabila kita tidak mencarinya secara nyata. Itulah mengapa ora et labora bisa menjadi landasan hidup umat Kristen, karena kita diajarkan bukan untuk sekedar meminta-minta saja, tetapi kita diajarkan untuk tetap mencari dan ingat untuk kepada siapa kita memintanya.

Apabila kita kembali ke ayat Alkitab Matius 7:7 (Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapatkannya; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”). Terdapat kata mintalah, carilah, dan ketoklah. Bila kita memahami urutan kata tersebut, maka kita akan pahami apa yang menjadi alasan kita untuk berdoa. Menurut saya dalam artikel ini, terdapat 3 poin utama yang menjadi solusi pemecah masalah yang terjadi dalam kehidupan kita. Ketika masalah atau pencobaan datang menghampiri kita, kita jangan takut dan khawatir apabila kita tidak sanggup menghadapi masalah tersebut, sebab pada poin pertama dikatakan “mintalah”, yang berarti kita harus berserah diri kepada Tuhan dengan meminta petunjuk dan pertolongan dari-Nya untuk kita dapat melalui permasalahan dan pencobaan yang sedang kita hadapi. 

Kemudian disambung dengan poin kedua yang mengatakan ”carilah”, yang berarti kita tidak hanya sekedar berdoa saja untuk meminta penyelesaian permasalahan kita lalu kemudian kita berhenti, tetapi kita harus bertindak menyelesaikan masalah itu itu dengan baik dan bertanggung jawab. Tetapi terkadang ada pertanyaan, mengapa kita harus berdoa dahulu baru menyelesaikan masalah, kenapa kita langsung saja menyelesaikan masalahnya tanpa berdoa terlebih dahulu? 

Dan jawabannya ialah, sebab kita sebagai manusia yang percaya kepada-Nya harus meyakini bahwa segala sesuatu akan berasal dari padanya, begitu juga dengan pencobaan dan permasalahan yang datang kepada kita pastilah berasal dari Dia. Dan tujuan mengapa kita diberi pencobaan adalah untuk menguatkan iman dan kualitas hidup kita sebagai manusia yang percaya kepada-Nya. Sebab kita telah dikuatkan oleh Tuhan melalui doa dan pengharapan kita. Dan kembali lagi kepada poin yang ketiga dikatakan “ketoklah”, disini diartikan bahwa segala permintaan dan ucapan syukur kita baiklah kita sampaikan melalui Yesus Kristus, sebab Dialah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Yesus Kristus (Yohanes 14:6).

Lalu bagaimana ketika kita sudah berdoa (meminta), tetapi doa dan pengharapan kita tidak terwujud, meskipun kita sudah bertanggung jawab menjalankannya (carilah)? Hal ini tentunya menjadi bahan pertimbangan bagi kita yang meyakini bahwa kita percaya dengan kuasa-Nya. Namun menurut Kakanda Victor Itho WD. (senior GMKI di Bali). Dalam Yohannes 15:7, Tuhan Yesus berkata tinggal didalam Dia dulu, mengerti kehendak-Nya; apakah yang kita minta sesuai dengan kehendak-Nya? 

Bila permintaan kita sesuai dengan kehendak-Nya, maka permintaan kita akan dikabulkan Allah. Allah tidak akan mengabulkan doa kita bila permintaan kita bertentangan dengan rencana-Nya. Tinggal di dalam Dia, agar kita mengerti rencana-Nya. Samuel mendoakan Saul (1 Samuel 15), tetapi Tuhan tidak mau menjawab sebab doanya sangat bertentangan dengan kehendak Allah dan tidak dapat di tolerir sama sekali. Demikian pula Yeremia dilarang oleh Tuhan untuk mendoakan bangsanya, sebab pada waktu itu Tuhan sudah menetapkan akan menghukum Yehuda melalui Bangsa Babel. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline