Lihat ke Halaman Asli

Cerita Offline dan 7 Hari Tanpa Internet di Sydney

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1364979312197951336

Hidup di kota multikultural macam Sydney sudah dipastikan akan sangat tergantung pada internet, karena "hari gini" pasti apa-apa pake internet. Sudah berhari-hari internet di apartemen tidak hidup-hidup, modemnya hanya ketap ketip merah. Maka solusi pertamanya adalah menghubungi vendor penyedia jaringan internet, "T*****A" seperti Telkomnya Sydney lah. Sudah di pandu gini gitu via telpon, masih aja jaringan internet masih padam. 4 kali kami telpon juga hasilnya tetap. Kebetulan juga minggu kemarin libur panjang karena Easter, maka tidak ada teknisi yang mau datang ke apartemen. Bisa dipastikan saya bakal melewatkan long weekend tanpa internet. Saya sebagai makhluk petualang tidak begitu terusik dengan matinya internet di apartemen selama 7 hari. Jika saya rasakan memang 7 hari tanpa internet seperti 14 hari dengan internet, alias seakan waktu berjalan lambat, padahal ya tidak begitu-begitu amat. Saya tidak merasa terisolasi dengan keadaan ini, karena saya memang sudah terbiasa offline. Yuppp, saya tidak mempunyai HP yang terkoneksi dengan internet. HP saya hanya bisa untuk sms dan telpon saja. Sungguh indah keadaan saya ini yang berbanding terbalik dengan mayoritas Sydneysider atau warga Sydney. Dengan kampanye National Broad Band, Sydney sebagai kota bisnis sangat diuntungkan dengan infrastruktur seperti ini. Internet yang relatif cepat dan konsisten membuat semua orang terhubung dengan internet, namun saya tidak. Dari awal saya menginjakkan kaki di negeri kangguru ini, saya memang tidak berpikir untuk menjadi manusia online, yang sedikit-sedikit memainkan jari di layar sentuh smartphone. Saya hanya bisa online kalau di sekolah atau di rumah saja. Saya lebih banyak menghargai waktu saya yang singkat di sini dengan cara "offline". Setiap kali pergi ke suatu tempat, saya selalu membawa kamera saya, kamera saku kecil. Motret apapun yang nantinya akan berguna untuk projek fotografi saya. Sering pula saya tersesat dengan sengaja, dan bercakap dengan orang-orang bertanya arah yang benar. Suatu hari pernah tersesat di Milson Point, lalu saya bertanya kepada 2 sydneysider yang sudah berusia lanjut, "Good morning, do you know which way to go to Waverton?" Lalu saya ditunjukkan arah-arahnya yang ternyata agak ribet, namun saya turuti juga. Tak lama setelah saya jalan, mereka memanggil saya dari mobil. "get in mate, looks like you need a lift..." Saya pun bergegas masuk mobil mereka. Kami pun ngobrol di dalam mobil sampai akhirnya saya diantar di depan stasiun Waverton. Itu adalah pengalaman pertama saya "nunut" orang lain di Sydney. Jika saya dalam keadaan online mungkin saya tidak pernah bertemu kakek dan nenek tersebut. Offline disini bukannya 100% hidup tanpa internet. Seperti yang pernah saya sebutkan di tulisan saya sebelumnya, bahwa di Sydney "JADWAL" sangatlah berkuasa. Jadi saya hanya menjadwalkan untuk online di malam hari sepulang sekolah dan pagi hari sebelum berangkat kerja. Memang sesekali saya online dari sekolah untuk kebutuhan tugas-tugas.  Saya juga suka berbagi di media sosial. Hanya saja saya lebih suka menikmati waktu yang singkat di Sydney ini dengan benar-benar menjadi nyata. *Old School banget ya saya ini* Balik ke 7 hari tanpa internet, hari pertama saya habiskan dengan bermain xbox. Hari kedua saya habiskan untuk mengedit foto-foto tugas dari sekolah yang seabrek. Hari ketiga saya manfaatkan untuk mengedit foto-foto projek pribadi. Hari keempat saya berkutat dengan dunia tulis menulis, dengan hasil yang sangat tidak memuaskan: tidak membuahkan 1 tulisanpun dalam kurun waktu 18 jam. Hari kelima saya jalan-jalan ke Surry Hills. Ini bukan jalan-jalan seperti di mall-mall gitu. Istilah saya itu "City Walk", jalan kaki sambil jeprat-jepret. Hari keenam saya ada job motret. hari ketujuh, hari pertama masuk kerja setelah libur Easter, jadi saya kerja full time, jam 8 pagi sampai jam 8 malam. Nahhhh, usai kerja 12 jam lalu pulang, saya mendengar kabar baik dari teman apartemen. "Internetnya udah bisaaaaaaaaaaaaaaa....". Ekspresi muka saya biasa saja, bawaan pengen tidur aja soalnya. Lalu dengan nada lemas saya bertanya "Emang apa penyebabnya?". Lalu dia menjawab "Ada kabel di ground flour yang kurang nancep...". Dalam hati saya, "lega bisa melihat lampu hijau di modem..." TERNYATA PENYEBAB 7 HARI TANPA INTERNET ADALAH KABEL KURANG NYOLOK. Tetap semangat tetap berkeringat 2w_^




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline