Data jurnalistik adalah hasil dari kerja wartawan, data ini menjadi jantung dari berita yang akan dibaca oleh masyarakat nantinya. Menurut Jonathan Stray data jurnalistik adalah memperoleh, melaporkan, menerbitkan data yang sebelumnya dipilih yang terbaik dari yang baik dan tentunya data tersebut diharapkan dapat memenuhi kepentingan publik.
Zaman sekarang ini menuntut seorang wartawan untuk beralih ke media yang lebih multi, atau yang sering disebut dengan multimedia yang didalamnya tidak hanya terdapat teks saja, namun juga ada video, audio hasil wawancara dengan narasumber, foto, animasi yang tentunya membuat pembacanya lebih tertarik untuk membaca berita tersebut.
Cepatnya kemajuan teknologi dewasa ini membuat wartawan masa kini harus memutar otak agar berita yang diterbitkan dapat diterima oleh khalayak yang lebih banyak serta lebih bervariasi . Selain kecepatan dalam mengumpulkan data, seorang jurnalis juga harus cerdas dalam mengolahnya sehingga berita yang diproduksi juga akan lebih variasi isinya
Hasil produksi berita yang diterbitkan di website memiliki perbedaan yang sangat signifikan diantaranya ada data yang dikemas dengan teknik videografik, audio dari narasumber, dan berbagai Di sinilah tantangan bagi gerakan jurnalisme baru ini, yakni bagaimana membuat berita terasa mengasyikkan seperti membaca novel atau menonton film. Namun tetap mengedepankan fakta-fakta lapangan, bukan mengaburkannya dengan realita fiktif
Data jurnalistik biasanya muncul berupa grafik, diagram, yang nantinya akan diberi diskripsi tentang penjelasan dari data tersebut, selain grafik dan diagram, juga diberi map untuk menunjukkan lokasi misalkan lokasi dimana gempa terjadi, atau keterangan lokasi untuk menunjukkan seberapa panjang radius awan panas dari Gunung Merapi. Selain adanya data map, ada juga data berupa video, dan juga audio.
Semua data tersebut digunakan dengan tujuan untuk memperkuat adanya fakta pemberitaan, selain sebagai fakta juga bisa menjadi cara untuk menjelaskan lebih detail terkait berita yang diterbitkan.
Memilih model interafktif adalah cara terbaik agar pembaca dan penulis seolah bisa saling terhubung, selain itu juga lebih eye cathing, dan membuat pembaca betah, dan menunggu-nunggu akan berita yang muncul selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H